samudrafakta.com

Mitos Presiden RI Lengser setelah Kunjungi Kediri Tak Berlaku bagi Sukarno

Candi Penataran, salah satu situs peninggalan kerajaan Kediri. (Dok. Kab. Blitar)

Menurut mitos yang dipercaya sebagian orang Indonesia, Kediri adalah ‘pantangan’ bagi Presiden Republik Indonesia (RI) yang sedang berkuasa. Kediri, menurut mitos itu, adalah wilayah yang tak boleh dikunjungi Presiden. Pemimpin Indonesia yang nekat datang ke Kediri dipercaya bakal lengser. Namun, mitos tersebut ternyata tak berlaku bagi Sukarno.

 

Mitos kutukan Presiden RI di Kediri disebut bermula pada zaman Kerajaan Kalingga, yang berdiri antara abad ke-6 dan ke-7 Masehi.

Konon, Kota Kediri—dulu bernama Daha—pernah dikutuk oleh Raja Kalingga saat itu, Kartikea Singha. Sang Raja mengutuk, siapa pun pejabat yang ke Daha dengan menyeberangi Sungai Brantas, dia akan kalah dan menyerahkan mahkotanya. Salah satu literatur yang dipercaya memuat kutukan tersebut adalah Babad Khadiri, manuskrip kuno yang menceritakan kejayaan Kerajaan Kediri, ditulis pada tahun 1832 oleh Mas Ngabehi Purbawijaya dan Mas Ngabehi Mangunwijaya.

Apa yang dicatat babad itulah yang ditafsirkan sebagai ‘kutukan’ untuk Presiden RI. Maka dari itulah para presiden selalu menghindari singgah ke Kota Kediri dalam setiap lawatan di Jawa Timur. Sebab, jika berada di Kota Kediri, mereka mau tak mau harus menyeberangi Sungai Brantas.

Baca Juga :   Jurnalis dan Aktivis yang Pernah Diculik Jadi Wamenkominfo

Sebagai informasi, Kota Kediri dibelah Sungai Brantas menjadi dua bagian, timur dan barat. Menurut Gus Mubarok, budayawan Kediri, pada masa kerajaan, Kediri bagian barat merupakan area Pawiyatan atau pusat pendidikan, sementara Kediri timur terdiri dari Balowerti, Pocanan, dan Banjaran.

Wakil Ketua Lesbumi PWNU Jatim itu menambahkan, secara harfiah, Balowerti bisa diartikan sebagai tembok kerajaan. Balowerti berada di timur Sungai Brantas. “Kerajaannya di mana? Ya di timur sungai,” sebutnya.

Pada tahun 2020, pernah muncul tanda pagar di media sosial Twitter yang berbunyi #JokowiTakutKediri. Jokowi, kabarnya, urung ke Kediri setelah Sekretaris Kabinet Pramono Anung melarangnya bertandang ke sana. Pramono khawatir Jokowi bernasib seperti Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang lengeser setelah menginjakkan kaki di Kediri.

Gus Dur sendiri tercatat dua kali mengunjungi Kediri selama menjabat sebagai Presiden RI. Pertama, saat membuka Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Lirboyo pada 21 November 1999; dan yang kedua pada 19 Juli 2001, ketika menghadiri pertemuan dengan para kiai Jawa Timur di Pondok Pesantren Lirboyo. Gus Dur lengser pada 21 Juli 2001, tiga hari setelah kunjungan keduanya di Kediri—sebelum periode masa jabatannya habis.

Baca Juga :   Pidato Bung Karno 30 September 1960: Jadi Memori Dunia, Dilupakan di Indonesia

Setidaknya ada dua Presiden yang benar-benar lengser setelah datang ke Kediri. Selain Gus Dur, satunya lagi adalah B.J. Habibie.

Sementara itu, mantan Presiden Soeharto tercatat tak pernah menginjakkan kaki ke Kota Kediri. Maka dari itulah, konon, Soeharto mampu berkuasa selama 32 tahun.

Artikel Terkait

Leave a Comment