Para ahli mencermati bahwa atmosfer pada ketinggian ini akan secara alami mengorbitkan satelit dalam waktu lima tahun atau kurang, tergantung ketinggian dan konstruksi.
SpaceX juga mencatat bahwa risiko yang ditimbulkan oleh satelit yang mengorbit yaitu praktis nol, karena mereka terbakar.
Meski SpaceX mengeklaim keamanan deorbitasi satelit, para ilmuwan menyatakan kekhawatirannya tentang dampak potensialnya pada iklim Bumi. ‘Pembakaran’ Starlink akan meninggalkan jutaan partikel satelit ruang angkasa di atmosfer. Sementara menurut studi yang pernah dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa logam dari wahana antariksa dapat menguras lapisan ozon di stratosfer.
Berdasarkan hal tersebut, para klimatolog khawatir sisa-sisa satelit dapat memperburuk krisis iklim yang sedang berlangsung saat ini. Menurut para ahli, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak alat luar angkasa terhadap atmosfer dan iklim Bumi, karena sisa-sisa aktivitas manusia di luar angkasa dapat membentuk awan stratosfer polar, yang berkontribusi pada penipisan lapisan ozon.
Selain itu, para ilmuwan menekankan bahwa membersihkan sampah luar angkasa adalah prioritas bagi sektor luar angkasa.♦