‘Kiamat Kecil’ Dunia Perbukuan Nasional: Mulai Dari Tekanan Pajak, Royalti, hingga Pembajakan

Ilustrasi.
TANGERANG SELATAN —  Setiap 17 Mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Di tengah riuhnya ucapan selamat di media sosial, tersembunyi persoalan memprihatinkan terkait ketahanan, keselamatan, dan nasib berkesinambungan perbukuan di Tanah Air.

Banyak hal yang menghantui dunia perbukuan di Indonesia. Menurut pegiat literasi Muhidin Dahlan, dalam dunia penerbitan buku dikenal sebuah ‘kutukan’–yang disebut “kutukan seribu eksemplar”.

Maksudnya, Muhidin menggambarkan betapa susahnya menjual sebuah buku lebih dari seribu buah. Ada banyak sebab: mulai dari harga kertas, pajak, sampai minat baca.

“Jangan sampai Kutukan ini terjadi terus menerus. Misalnya bisa tidak masing-masing kabupaten kota memiliki toko buku,” usul Muhidin, dikutip dari Republika, Ahad (19/5/2024).

Pemerataan Akses

Muhudin menambahkan, akibat kutukan seribu eksemplar ini, sedikit sekali sebuah kabupaten, bahkan kota yang lumayan besar, memiliki toko buku. Kalaupun ada hanya toko buku pelajaran.

Bacaan Lainnya

Masalah lainnya adalah aksesibilitas dan pemerataan buku. Khususnya kesulitan akses bagi masyarakat Indonesia di bagian Timur. Hal ini disebabkan industri perbukuan yang masih terpusat di Pulau Jawa. Akibatnya, ongkos kirim buku ke daerah-daerah Indonesia di bagian Timur relatif mahal, sehingga harga buku yang dijual mau tidak mau harus dinaikkan sekitar 15 – 20 persen dari harga jual di Jawa. Situasi itu tentu memberatkan bagi konsumen kalau hanya membeli sedikit buku.

Untuk menghadapi persoalan di atas sebenarnya bukan hal mustahil. Pemerintah bisa saja bekerja sama dengan berbagai perpustakaan umum daerah (Perpusda) di seluruh Indonesia untuk mendistribusikan buku. Perpusda bisa diberi akses langsung dengan penerbit berbagai buku.

Di sisi lain, pemerintah juga bisa bekerja sama dengan PT Pos Indonesia, untuk memudahkan proses pengiriman buku.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *