samudrafakta.com

Kabar Gembira dari Para Sufi untuk Orang yang Belum Mampu Berkurban Hewan Ternak

Kurban juga mengajarkan penyembelihan terhadap ego. Dalam Matsnawi, Rumi juga mengisahkan tentang seekor keledai yang dikandangkan bersama seekor unta. Keledai itu berkata:

“Kepalaku selalu menunduk ke bawah, kendati demikian, aku masih selalu jatuh. Sementara kepalamu tegak, dan pandanganmu lurus serta melihat ke atas, tetapi engkau tidak pernah jatuh, apa sebabnya?”

Sang Unta menjawab: “Dengan kepalaku tegak dan lurus aku bisa melihat jauh. Kalau ada lubang, aku bisa menghindarinya.” Mendengar itu si keledai menangis, “Bimbinglah aku, tunjukkan kepadaku jalan yang lurus, sehingga aku tidak jatuh lagi.”

Sang Unta menjawab: ‘Dengan mengakui kelemahan diri, kamu sudah terselamatkan. Berbahagialah sekarang, karena kamu sudah terbebaskan dari sesuatu yang jahat.’ Yang dimaksud terbebas dari sesuatu yang jahat adalah terbebas dari ke-aku-an atau ego.

“Adha” bermakna “penyembelihan”. Maka dari itu, harus ada yang disembelih oleh seorang Muslim pada hari itu. Bukan masalah apakah kita memiliki harta atau tidak untuk disembelih. Sesungguhnya, sebagaimana penjelasan Rumi, seorang Muslim telah diberi kemampuan untuk melakukan prosesi penyembelihan, yaitu menyembelih ‘kambing’, ‘sapi’, maupun ‘hewan ternak’ lain yang beranak-pinak dalam hatinya.

Baca Juga :   Kala Sukarno Nyaris Jadi Korban di Hari Raya Kurban

Hewan ternak sesungguhnya merupakan simbol dari dominasi hawa nafsu dan syahwat manusia. Tamsil segala kesesatan dan keburukan; kebodohan, kedengkian, ketakaburan, buruk sangka, kemalasan, kecintaan pada hal-hal material dan aspek lainnya yang harus disembelih dari diri seorang Muslim. Allah Swt. menyebut orang-orang yang buta hati, akal, dan pikirannya lebih sesat dari hewan ternak.

Untuk itu, bagi yang belum mampu membeli hewan kurban, tidak usah bingung. Cukup cari ‘hewan ternak’ yang hendak ‘dikurbankan’ itu ke dalam diri kita. Sebab, sebagaimana penjelasan Rumi, ternyata dalam jiwa manusia terdapat kebun bintang yang besar yang penuh aneka satwa.

Dengan mengalahkan dan menyembelih sifat-sifat hewani dalam jiwa, semua sifat binatang dalam diri seorang Muslim sudah hilang, sehingga bisa mendekatkan diri kepada Allah.

Barangkali itulah hakikat kurban yang sejati. Wallahu’alam bishshawab.♦

 

Artikel Terkait

Leave a Comment