samudrafakta.com

BPBD Surabaya Perkuat Pengetahuan dan Ketangguhan Masyarakat Lewat Simulasi Kebencanaan

Simulasi kebencanaan yang digelar oleh BPBD Kota Surabaya, Ahad (24/3). | FOTO: SF/Agus
SURABAYA—Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya berupaya terus memperkuat pengetahuan dan ketangguhan masyarakat melalui simulasi kebencanaan. Simulasi dilakukan untuk melatih kesiapsiagaan masyarakat dalam mengambil sikap maupun tindakan saat menghadapi bencana, apalagi Kota Surabaya juga diguncang gempa sebanyak 3 kali pada Jumat (22/3) kemarin.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa yang terjadi pada Jumat siang hingga sore hari itu terjadi di timur laut Tuban, Jawa Timur. Gempa pertama terjadi pukul 11.22 WIB, dengan kekuatan 6,0 skala richter (SR). Kemudian gempa kembali dirasakan pada pukul 12.31 WIB dengan kekuatan 5,0 SR. Dan terakhir, gempa kembali dirasakan pukul 15.52 WIB dengan kekuatan 6,5 SR.

Kepala BPBD Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menyampaikan, dalam upaya edukasi kebencanaan, BPBD Surabaya rutin menggelar simulasi bencana di lingkungan pendidikan, kesehatan, perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen, rusun, dan masyarakat di perkampungan.

“Pada prinsipnya, BPBD mengedukasi kepada siswa PAUD, SD, dan SMP. Lalu puskesmas, rumah sakit, mal, apartemen, hingga rusun. Sedangkan untuk peringatan dini, kita selalu berkoordinasi dengan BMKG,” kata Hebi sapaan lekatnya, Ahad (24/3).

Baca Juga :   Tanam Cabai Bersama Kelompok Tani, Cara Pemkot Surabaya Kendalikan Inflasi

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Surabaya Yanu Mardianto mengatakan, sebagai upaya mengantisipasi dan menanggulangi jika terjadinya bencana Kota Pahlawan, Surabaya telah membentuk Kelurahan Tangguh Bencana.

“Kita sudah melakukan sosialisasi dan simulasi di 153 kelurahan terkait Kelurahan Tangguh Bencana. Artinya, dalam setiap kelurahan sudah ada yang kita latih terkait edukasi kebencanaan, khususnya gempa bumi,” kata Yanu.

Materi edukasi yang diberikan adalah bagaimana sikap dan tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi gempa. Mengingat umumnya gempa berlangsung selama sekitar 10 detik, maka warga yang ada di dalam ruangan maupun bangunan bertingkat diminta tetap tenang, sambil melakukan langkah-langkah keselamatan diri—seperti berlindung di bawah meja atau pergi ke sudut bangunan dengan tetap menutup kepala.

“Diharapkan tetap tenang dan waspada. Masyarakat bisa mengikuti perkembangan informasi yang disampaikan oleh BMKG dan Command Center 112 sehingga tidak ada informasi hoaks yang beredar di masyarakat untuk menghindari kegaduhan,” ujar dia.

Sedangkan di lingkungan masyarakat, BPBD Surabaya telah melatih perwakilan warga di tiap kelurahan. Nantinya mereka akan menjadi pionir yang dapat menyampaikan ilmu tanggap darurat kebencanaan kepada warga yang lainnya.

Baca Juga :   Ada 193 Gempa Susulan Pasca-Gempa Tuban

“Mereka menjadi pionir untuk memahami kejadian kebencanaan. Artinya ilmu itu bisa disampaikan kepada warga yang lain,” terangnya.

Di samping itu–mengingat Kota Surabaya pernah diguncang gempa—Yanu juga mengimbau warga agar memperhatikan struktur bangunan rumahnya masing-masing. Cek kembali perlu-tidaknya dilakukan pembenahan.

“Mereka harus menilai kontruksi bangunanya. Apalagi bagunan yang sudah tua, harus berpikir untuk merenovasi atau merehabilitasi bangunan itu sehingga jika ada kejadian gempa tidak terdampak,” pungkasnya.◼︎

Artikel Terkait

Leave a Comment