Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan tak akan mengorbankan staf mudanya demi politik atau popularitas.
Admin media sosial Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi tengah jadi sorotan publik. Dalam siaran langsung kegiatan peninjauan lapangan yang dilakukan Eri, suara admin bernama Hening Dzikrillah terdengar bocor. Saat live dijeda, mikrofon masih aktif dan merekam percakapan Hening dengan rekannya.
Dalam rekaman yang beredar, Hening terdengar berkata video kegiatan Eri bisa disimpan dan digunakan kembali jika hujan turun. “Lek kaya gitu Mat, ini kan videone bagus. Kita simpen dulu ae. Nek bek-bek besok hujan bisa dipakai, epok-epok keliling (Kalau begotu, Mat, ini kan videonya bagus. Kita simpan dulu saja. Barangkali besok hujan bisa dipakai, pura-pura keliling),” ucapnya dalam rekaman tersebut.
Candaan itu memicu kritik warganet karena dianggap menimbulkan kesan seolah kegiatan lapangan sang wali kota direkayasa untuk pencitraan.
Eri: Tak Akan Korbankan Anak Muda
Menanggapi itu, Eri Cahyadi menegaskan tak akan menghukum stafnya hanya karena satu kesalahan teknis.
“Saya tidak akan pernah membunuh karakter anak-anak muda ketika mereka membuat kesalahan. Mbak Hening tidak akan pernah saya korbankan demi popularitas saya,” ujar Eri di Surabaya, Selasa lalu (4/11).
Ia menjelaskan insiden tersebut murni kelalaian teknis saat siaran langsung. Mikrofon yang tak dimatikan menyebabkan percakapan santai terekam dan didengar publik. “Orang ini ingin mencari sesuatu. Makanya saya tidak ingin karena politik, akhirnya Mbak Hening juga kena dampaknya,” katanya.
Pilih Dialog
Eri menyebut ada pihak yang mencoba memelintir isu ini sebagai serangan politik. “Ada yang menyarankan saya pidanakan, tapi buat apa? Ada yang bilang ini setting-an. Ya, orang bebas berpendapat,” ujarnya.
Ia menegaskan media sosial miliknya tak pernah digunakan untuk menyerang pihak lain. “Saya ini tidak pernah membuat medsos yang mengajak orang berantem,” tambahnya.
Menurut Eri, penyelesaian masalah sebaiknya lewat dialog langsung, bukan pencitraan. “Contohnya waktu mediasi dengan warga dan sekolah Petra, saya minta jangan diliput. Sepuluh menit kemudian masalah selesai,” katanya.
Pesan untuk Para Senior: Jangan Bunuh Semangat Anak Muda
Eri mengaku memahami tekanan yang dirasakan Hening dan memintanya menenangkan diri tanpa harus mundur. “Dia harus menenangkan diri dulu. Tapi tetap saya minta dia memperbaiki diri,” ujarnya.
Ia juga berpesan agar para senior tidak mematahkan semangat generasi muda karena satu kesalahan. “Kalau anak muda dibunuh karakternya ketika gagal, selesai. Tidak akan pernah ada anak muda yang berani mengambil risiko,” tegasnya.
Bagi Eri, kesalahan adalah bagian dari proses belajar. “Setiap orang pasti punya kesalahan. Tapi keberanian meminta maaf, itulah kesempurnaan di hadapan masyarakat dan di hadapan Gusti Allah,” pungkasnya.***





