samudrafakta.com

Tarekat Shiddiqiyyah Indonesia Bangun Benteng Tanah Air di Pelabuhan Ratu

SUKABUMI | SAMUDRA FAKTA—Tarekat Shiddiqiyyah Indonesia bakal meresmikan Pesantren Hayya Alas Sholah Hayya Alal Falah Iqomatus Sholah Shiddiqiyyah, di Karangpapak, Cisolok, Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Minggu, 15 Oktober 2023. Rencananya, pesantren ini tak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga simbol persatuan, perdamaian, dan kecintaan terhadap Tanah Air Indonesia.

Pesantren Hayya Alas Sholah Hayya Alal Falah Iqomatus Sholah Shiddiqiyyah dibangun sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat untuk menanamkan pemahaman bahwa kemanusiaan dan keimanan tak dapat dipisahkan. Dengan bersatunya keimanan dan kemanusiaan, menurut ajaran Shiddiqiyyah, maka perdamaian sesama umat manusia akan terwujud.

Menurut Ketua Panitia Peresmian Pesantren Haryo Sumantri, pesantren ini dibangun dengan harapan turut membentengi bangsa dan negara, serta menjadikan Indonesia sebagai imam perdamaian dunia. “Sejak dahulu pesantren menjadi salah satu tempat pendidikan yang melahirkan pejuang-pejuang pembela tanah air, bangsa, dan negara. Untuk itulah pesantren ini dibangun untuk benteng NKRI. Mengapa dibangun di Pelabuhan Ratu? Harapannya agar NKRI menjadi ‘ratunya’ perdamaian, atau imamnya perdamaian dunia,” kata Sumantri, dikutip Sabtu, 14 Oktober 2023.

Baca Juga :   Ternyata Bersyukur Meningkatkan Level Kegembiraan dan Kesejahteraan

Pesantren ini menurut rencana bakal diresmikan oleh Musryid Tarekat Shiddiqiyyah KH. Moch. Muchtar Mu’thi pada Minggu, 15 Oktober 2023. Beberapa pejabat militer dan ulama diundang dalam acara peresmian tersebut. 

“Kami mengundang Bapak Panglima TNI  dan Bapak KH. Said Aqil Siroj. Semoga beliau-beliau bisa  hadir dalam peresmian Pesantren  Hayya Alash Sholaah dan Masjid Hayya Alal  Falah di Pelabuhan Ratu. Undangan sudah beliau terima,” kata Haryo Sumantri.

Ketua Bidang Kajian Kebangsaan Persaudaraan Cinta Tanah Air (PCTA) Indonesia–salah satu organisasi semacam Forum Kerukunan Antar-Umat Beragama yang dibentuk Tarekat Shiddiqiyyah–Edi Setiawan mengatakan, pembangunan Pesantren Hayya Alash Sholaah Hayya Alal Falah Iqomatus Sholah Shiddiqiyyah sebagai benteng NKRI ini sesuai dengan fakta sejarah yang tercatat dalam buku Cita-Cita Perjuangan Kultur – Politis – Sosiologis (1956) yang dianggit Dr. Abu Hanifah.

Abu Hanifah adalah mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ke-7  dalam Kabinet Republik Indonesia Serikat atau RIS (1949 – 6 September 1950), sekaligus salah satu tokoh dalam peristiwa Sumpah Pemuda. Menurut buku tersebut, benteng negara itu ada tiga. “Ketiganya adalah kaum tarekat,  pesantren, dan masjid atau musala yang mengajarkan cinta tanah air,” kata Edi.

Baca Juga :   Catatan Sejarah Membuktikan NKRI Lahir pada 18 Agustus 1945, Bukan 17 Agustus

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Organisasi Shiddiqiyyah Joko Herwanto mengatakan, pesantren ini dibangun secara gotong-royong oleh warga Tarekat Shiddiqiyyah. “Warga” adalah istilah yang digunakan Tarekat Shiddiqiyyah untuk menyebut jamaahnya. Warga Shiddiqiyyah, menurut Joko, mengumpulkan dana pembangunan Pesantren tanpa ‘mengamen’ proposal kepada institusi lain, baik pemerintahan maupun swasta. 

“Kami dididik oleh Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah Bapak Kiai Muchtar Mu’thi untuk cinta Tanah Air Indonesia. Dan beliau juga sering mengingatkan, hakul yakin, insya Allah Indonesia akan menjadi imam perdamaian dunia. Makanya, warga Shiddiqiyyah  semangat mengumpulkan dana hingga miliaran rupiah untuk pembangunan pesantren ini,” ujar Joko Herwanto, Jum’at, 13 Oktober 2023.

Pesantren yang dibangun di atas lahan seluar 5 hektare ini diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp8 miliar. “Pesantren ini mulai dibangun dengan peletakan batu pertama pada tahun 2019. Dibiayai secara mandiri oleh warga Tarekat Shiddiqiyyah. Dengan semangat gotong-royong dan cinta tanah air Indonesia, tanpa membuat proposal-proposal. Secara ikhlas kita persembahkan untuk bangsa dan NKRI. Jika ditotal, semuanya hampir Ro8 miliar,” imbuh Joko.

Baca Juga :   Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan Lahirnya NKRI adalah Dua Momen Berbeda yang Wajib Diperingati

Tentang syarat-syarat agar Bangsa Indonesia bisa menjadi Imam dan perdamaian dunia yang diusung sebagai narasi peresmian pesantren ini, Kiai Muchtar Mu’thi dalam banyak kesempatan pernah mengatakan, semua itu bakal terwujud ketika Bangsa Indonesia mau serta mampu mencintai tanah airnya dengan sungguh-sungguh cinta—bukannya cinta palsu. 

—Foto: Bangunan Pesantren Hayya Alas Sholah Hayya Alal Falah Iqomatus Sholah Shiddiqiyyah di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, yang bakal diresmikan pada Minggu, 15 Oktober 2023. (SF | Wijdan)—

Wijdan

 

Artikel Terkait

2 comments

Masjid Pesantren HSHF Jadi Tepat Waktu Berkat Akselerasi OPSHID dan Mas Bechi  – samudrafakta.com 15 Oktober 2023 at 06:36

[…] | SAMUDRA FAKTA—Pesantren Hayya ‘Alash Sholah dan Masjid Hayya ‘Alal Falah (HSHF) yang dibangun Tarekat Shiddiqiyyah di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, yang diresmikan pada Minggu, 15 […]

Reply
KH. Mochammad Muchtar Mu’thi (1): Hakul Yakin NKRI, Penjaga Semangat Cinta Tanah Air – samudrafakta.com 17 Oktober 2023 at 14:06

[…] Pesantren Hayya Alas Sholah Hayya Alal Falah Iqomatus Sholah Shiddiqiyyah dibangun di Karangpapak, Cisolok, Palabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, sebagai benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Penggagasnya adalah KH. Mochammad Muchtar Mu’thi. Siapakah ulama ini? Kenapa dia begitu cinta NKRI? […]

Reply

Leave a Comment