samudrafakta.com

Mengglorifikasi Cinta Tanah Air Tanpa Henti Meski Sering Dianggap Sepi

Banyak elemen masyarakat yang sangat mencintai Indonesia dengan cara masing-masing. Salah satunya adalah Tarekat Shiddiqiyyah. Tarekat ini tak henti-hentinya menyerukan semangat hubbul wathon alias cinta tanah air, lalu mengaplikasikan seruan tersebut dengan tindakan konkret. Namun, tak banyak orang di luar lingkaran tarekat yang tahu sepak terjang mereka. Mereka bukan media darling seperti beberapa ormas Islam terkemuka di Indonesia. Bahkan, mereka seringkali dianggap sepi.

Tarekat yang dipimpin oleh KH. Muhammad Muchtar Mu’thi itu baru saja merayakan hari jadi ke-33 pada 17 Februari 2023 lalu—bertepatan dengan malam peringatan Isra’ Mikraj Nabi Muhammad Saw., 27 Rajab 1444 H. Mereka memilih istilah “tasyakuran” untuk menyebut perayaan tersebut.

Acara tidak digelar secara gemerlap. Tidak ada panggung hiburan yang megah dan acara populer yang meriah. Namanya juga tasyakuran. Acara ini berjarak 20 hari dari perayaan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar megah di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 7 Februari 2023. Kendati kedua perayaan tersebut terkesan kontras, baik NU maupun Shiddiqiyyah sama-sama membawa semangat cinta tanah air dalam peringatan harlah mereka.

Baca Juga :   Subsidi Motor Listrik Mulai Maret, Apakah Bakal Tepat Sasaran?

Rangkaian acara Hari Shiddiqiyyah berlangsung di dalam areal Pesantren Majma’al Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman, di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Acara dimulai pada hari Kamis, 16 Februari 2023, diawali pembacaan Surah Al-Ikhlas dan khataman Al-Quran untuk memperingati haul para khalifah Shiddiqiyah yang telah wafat. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pameran produk hasil karya warga dan organisasi di lingkungan Shiddiqiyah bertajuk “Gelar Wujud Karya”. Pameran berlangsung di lapangan Garuda yang berada dalam lingkungan Pesantren pada Kamis dan Jumat, 16-17 Februari 2023.

Ada juga lomba Al-Banjari tingkat pondok pesantren se-Jombang dengan hadiah total Rp10,5 juta. Acara ini digelar pada hari Kamis, 16 Februari 2023. Sebanyak 17 kelompok Al-Banjari berkompetisi dalam lomba tersebut, dari siang hingga larut malam. Setelah melalui persaingan ketat, juara satu berhasil didapat oleh grup Raihan Al-Marwah dari Pesantren Darul Ulum, Rejoso; juara dua diraih tim KKN Desa Pelangi, Ngoro; dan juara tiganya adalah grup Al-Husnin dari Ponpes Al-Futuhiyyah, Kepuh Kembeng, Peterongan.

Baca Juga :   Bareskrim Polri Tetapkan Empat Tersangka Perorangan Kasus Gagal Ginjal

Sehat Tentrem (ST)—perusahaan rokok milik Pesantren—juga berpartisipasi mengisi rangkaian acara. Mereka menyediakan layanan terapi kesehatan gratis. Yang menjadi operator layanan 24 jam itu adalah Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah Front Ketuhanan Yang Maha Esa (Opshid FKYME). Pelayanan digelar 16 – 18 Februari 2023. ST juga memberikan santunan sembako untuk ratusan pengayuh becak di sekitar Ploso pada Jumat, 17 Februari 2023 siang.

Puncak dari seluruh rangkaian acara itu adalah pengajian yang diampu oleh Sang Mursyid KH. Muchammad Muchtar Mu’thi—yang kerap disapa Kiai Tar—pada Jumat, 17 Februari malam. Sekitar 3.000 warga Shiddiqiyah dari seluruh Indonesia berduyun-duyun menghadiri puncak acara tersebut secara langsung. Angka itu baru jumlah yang hadir secara luring. Belum yang mengikuti secara daring.

Menurut estimasi panita penyelenggara, jika ditotal, warga yang mengikuti acara secara luring dan daring bisa mencapai jutaan. Acara puncak disiarkan secara langsung melalui platform Youtobe dan Facebook Opshid Media. Warga yang mengikuti secara daring tersebar di berbagai wilayah dalam negeri dan luar negeri. Sekadar Informasi, Tarekat Shiddiqiyyah juga memiliki banyak pengikut di luar negeri, antara lain di Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Arab Saudi, Uzbekistan, Eropa, dan Amerika Serikat.

Baca Juga :   Tarekat Shiddiqiyyah Indonesia Bangun Benteng Tanah Air di Pelabuhan Ratu

Artikel Terkait

Leave a Comment