samudrafakta.com

ITS Bangun Proyek REIDI, Living Laboratory Terbesar di Indonesia

ITS memulai proyek REIDI senilai Rp 72,2 miliar. Foto:IST

Ary menjelaskan, pembangunan proyek seluas 1,5 hektare ini akan terbagi menjadi tiga tahap hingga tahun 2027. Pada tahap pertama, pembangunan area pembangkit energi terbarukan bersumber pada photovoltaic (PV), agrovoltaic, dan biomassa yang direncanakan rampung pada akhir tahun 2024 ini. Lalu, di tahap berikutnya, akan dimulai fase peninjauan desain, pembangunan, serta penerapan dan penggunaan dari masing-masing komponennya.

Tak hanya itu, Ary menambahkan, memasuki tahap ketiga progres pembangunan REIDI akan difokuskan pada pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) yang bersumber hidrogen dan sistem Grid Management Solution. Di akhir tahap ini juga akan dilakukan uji penerimaan situs dan fungsionalisasi keseluruhan REIDI. “Harapannya, pembangunan dari setiap fasenya nanti bisa segera selesai sehingga dapat digunakan secepatnya,” ujarnya.

Tak hanya itu, dosen Departemen Teknik Mesin ITS ini menyampaikan bahwa ke depannya REIDI juga diharapkan dapat menyediakan operasional kelistrikan intra kampus dan sebagai fasilitas untuk eksperimen, pengujian hingga menjadi rujukan training bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang renewable energy.

Baca Juga :   ITS Sukses Mencairkan Dana Beasiswa hingga Rp90,37 Miliar

“Targetnya nanti bisa sampai memasuki ranah industri dan memberi dampak kepada masyarakat,” tandasnya optimistis.

Ary menuturkan bahwa dalam pengelolaan proyek senilai Rp 72,7 miliar ini nantinya juga akan berkolaborasi dengan PT Pembangkit Listrik Negara (PLN). Kolaborasi tersebut ditujukan untuk membantu proses hilirisasi produk hasil REIDI yang diharapkan mampu memasok sebagian atau sepenuhnya sumber listrik bagi ITS.

Berbicara tentang harapan dari proses pembangunan proyek yang juga mendapat sumber dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI ini, Ary mengungkapkan bahwa ia ingin agar proyek ini dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditargetkan.

“Selebihnya, saya berharap dengan adanya living laboratory ini nantinya dapat dimanfaatkan terus hingga berkelanjutan ke depannya,” tuturnya.

Artikel Terkait

Leave a Comment