samudrafakta.com

“Ipar adalah Maut”, Judul Film yang Disinggung dalam Hadits Nabi Muhammad Saw.

Poster film "Ipar adalah Maut". FOTO: Istimewa
JAKARTA–Beberapa hari ini, jagat perfilman Tanah Air diramaikan dengan film berjudul Ipar Adalah Maut yang tayang perdana di bioskop pada 13 Juni 2024. Judul film ini ternyata merupakan kutipan dari hadits Nabi Muhammad Saw.

Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo berdasarkan cerita viral berjudul sama karya Elizasifa dan diproduksi oleh MD Pictures itu telah ditonton oleh 2.008.577 penonton per Sabtu (22/6).

Poin yang paling disoroti dalam film ini adalah perselingkuhan yang terjadi antara suami dengan adik iparnya. Film yang dibintangi oleh Michelle Ziudith, Deva Mahenra, dan Davina Karamoy ini membawa penonton dalam suasana amarah, kecewa, hingga sedih. Pasalnya, kisah seperti dalam film Ipar Adalah Maut sangat relevan dan kerap terjadi di tengah masyarakat.

Film tersebut menceritakan Nisa (Michelle Ziudith), seorang istri mengalami keretakan rumah tangga akibat perselingkuhan suaminya, Aris (Deva Mahenra), dengan adik kandungnya sendiri, Rani (Davina Karamoy).

Di balik trend film tersebut, ternyata judul Ipar Adalah Maut merupakan kutipan dari sabda Nabi Muhammad Saw. yang dimuat dalam beberapa kitab hadits primer, seperti Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.

Baca Juga :   Siapa Bilang Semboyan “Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman” Tak Ada Dalilnya?

Arti teks hadits yang dimaksud adalah: “Dari Uqbah bin ‘Amir, bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Berhati-hatilah kalian masuk menemui wanita.’ Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai hamwu (ipar)?’ Beliau menjawab, ‘Ipar adalah maut’.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat Imam Muslim yang lain, ada redaksi penjelas dalam hadits berikutnya, bahwa kata ‘al-hamwu’ merujuk pada makna “saudara pasangan”, baik ipar atau sepupu, dan semisalnya. Apabila merujuk pada kamus bahasa Arab modern, maknanya adalah “kerabat suami atau istri”. (Muslim bin Al-Hajjaj, Shahih Muslim, [Beirut: Darul Jayl, t.t.], jilid VII, hal.alam7 dan Ibrahim Mushtafa, dkk, Al-Mu’jamul Wasith, [Kairo: Darud Da’wah, t.t.], halaman 201).

Lalu, apa yang dimaksud “hamwu adalah maut”?

Artikel Terkait

Leave a Comment