samudrafakta.com

HGN, Momentum untuk Mengingat Pentingnya Gizi

SURABAYA—Hari Gizi Nasional (HGN) jatuh setiap tanggal 25 Januari. Peringatannya menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pentingnya menjaga gizi.

Tahun ini adalah peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 tahun. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengusung tema MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting dengan slogan MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas untuk HGN ke-64.

Tema tersebut berisi harapan supaya, melalui peringatan Hari Gizi Nasional, masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya menerapkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) kaya protein hewani untuk mencegah stunting.

Penetapan peringatan Hari Gizi Nasional telah melalui proses yang cukup panjang. Melansir situs resmi “Sehat Negeriku Kemenkes”, Hari Gizi Nasional, dipelopori Bapak Gizi Indonesia yakni Prof. Poorwo Soedarmo. Bermula dari tahun 1950 ketika Menteri Kesehatan Indonesia dr. J. Leimena mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo menjadi kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR).

LMR dikenal juga sebagai “Instituut Voor Volksvoeding (IVV)”. LMR merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan yang sekarang dikenal sebagai Lembaga Eijkman.

Baca Juga :   5 Efek Jika Anda Sering Sarapan Roti, Nomor 5 Bikin Galau 

Pada 25 Januari 1951, LMR memulai pengaderan tenaga gizi Indonesia dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan. Sejak saat itu, pendidikan tenaga gizi terus berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia.

Setelahnya, tanggal 25 Januari disepakati sebagai Hari Gizi Nasional Indonesia. Peringatan ini pertama kali diadakan LMR pada pertengahan tahun 1960-an, dilanjutkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat sejak tahun 1970-an.

Peringatan Hari Gizi Nasional merupakan momentum penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak. Mulai dari individu, keluarga, hingga lembaga pemerintah untuk bersama-sama membangun gizi.

Hari Gizi Nasional juga ditujukan agar bangsa sehat berprestasi melalui gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan, sehingga dapat turut mendorong pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang kesehatan. ○

Artikel Terkait

Leave a Comment