samudrafakta.com

Fakta-fakta Terkait Erupsi Gunung Semeru yang Sebabkan Ribuan Warga Mengungsi

LUMAJANG | SAMUDRA FAKTA – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan luncuran Awan Panas Guguran (APG) dan indikator yang lain pada hari Minggu (4/12). Letusan Gunung Semeru membuat ribuan warga harus diungsikan.

Berikut ini sejumlah fakta erupsi Gunung Semeru:

1. Status Jadi Awas

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, sumber APG berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring Seloko).

Awan Panas Guguran tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan.

Muhari melanjutkan, aktivitas kegempaan pada tanggal 4 Desember 2022 pukul 00.00 – 06.00 WIB terekam 8 kali Gempa Letusan, 1 Gempa Awan Panas Guguran yang masih berlangsung hingga pukul 06.00 WIB.

“Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunungapi Semeru masih sangat tinggi. Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunungapi Semeru,” jelasnya.

Baca Juga :   Status Gunung Ijen Naik Jadi Waspada

Dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik tersebut, kata Muhari, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunungapi Semeru dari ‘Siaga’ menjadi ‘Awas’ atau dari Level III menjadi Level IV, terhitung per pukul 12.00 WIB.

2. Masyarakat Diminta Menjauh

Sehubungan dengan adanya peningkatan status tersebut, maka PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, kata Muhari, masyarakat diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Lebih lanjut dia mengatakan, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

3. Waspada Awan Panas

Masyarakat diharapkan agar selalu mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Baca Juga :   Tanah Jawa Berkirim Tanda?

Muhari juga mengingatkan masyarakat untuk tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan mengenai aktivitas Gunung Api Semeru, dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.

4. Ribuan Warga Mengungsi

Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus melakukan update terbaru pasca terjadinya erupsi di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan setidaknya sampai saat ini tercatat sebanyak 2.219 jiwa telah mengungsi ke posko bencana yang telah disiapkan.

“Saat ini setidaknya ada dua belas titik pengungsian dengan jumlah pengungsi 2.219 jiwa,” ujar Khofifah.

5. Dirikan Dapur Umum

Khofifah melanjutkan, pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan Bupati Lumajang dan stakeholder lainnya untuk segera mendirikan dapur umum untuk kepentingan masyarakat.

“Saya juga koordinasi BPBD Jatim agar langsung turun melakukan evakuasi dan mendirikan dapur umum. Sesuai koordinasi dengan Bupati Lumajang dapur umum dianjurkan di Pronojiwo khususnya daerah yang dekat dengan Desa Supit Urang yang terdampak paling parah,” tukasnya.

Baca Juga :   Tanah Jawa Berkirim Tanda?

Artikel Terkait

Leave a Comment