samudrafakta.com

Dunia Automotif Gempar, Daihatsu Akui Terlibat Skandal Pemalsuan Data Safety Test Kendaraan selama 30 Tahun

OSAKA – Produsen mobil Toyota, Daihatsu, menutup keempat pabriknya hingga akhir Januari 2024, setelah mengakui telah memalsukan data safety test atau tes keamanan. Daihatsu mengakui memanipulasi tes keamanan pada 64 merek selama tiga dekade. Kantor pusatnya di Osaka, Jepang, adalah yang terakhir ditutup, pada 25 Desember 2023.

Skandal tersebut membahayakan 9.000 pekerja di negara itu dan dapat memengaruhi reputasi raksasa mobil global Toyota. Dari 64 model yang terlibat dalam skandal, 24 di antaranya dijual dengan merek Toyota. Demikian dilansir dari BBC dan The Guardian, Kamis (28/12/2023).

Penutupan pabrik di Osaka ini menyusul penutupan jalur produksinya di prefektur Oita, Shiga, dan Kyoto. Daihatsu mengatakan pada hari Rabu (27/12/2023) bahwa mereka telah menghentikan pengiriman semua kendaraannya setelah pengakuan terakhirnya, yang mengikuti penyelidikan kementerian transportasi. Hasil tes tampaknya dipalsukan, karena tekanan untuk menjaga proses produksi tetap bergulir.

Perusahaan mengatakan akan bekerja dengan pemasok utamanya untuk mengatasi dampak skandal itu. Mereka menambahkan bahwa itu juga dapat membantu subkontraktor yang lebih kecil, yang tidak menerima kompensasi untuk mengakses dana dukungan dari kementerian transportasi Jepang.

Didirikan pada tahun 1907, Daihatsu menjual sekitar 1,1 juta mobil per tahun, yang merupakan sekitar 10 persen dari 10 juta penjualan kendaraan Toyota per tahun.

“Kami mengkhianati kepercayaan pelanggan kami,” kata CEO Daihatsu Soichiro Okudaira, pada konferensi pers Tokyo pekan lalu. “Semua kesalahan ada pada manajemen.”

Pada 20 Desember 2023, perusahaan mengumumkan akan menghentikan pengiriman semua model, sementara penyelidikan tetap lanjut dan pemeriksaan keselamatan dilakukan. Investigasi awal telah menemukan bahwa pemendekan waktu pengembangan kendaraan kemungkinan merupakan penyebab utama tikungan dipotong pada pemeriksaan keselamatan.

Kepala panel investigasi Makoto Kaiami mengatakan, “Ada tekanan luar biasa pada karyawan karena mengubah jadwal penjualan karena kegagalan tes secara luas dipandang tidak dapat diterima.”

Leave a Comment