samudrafakta.com

Berkurban Tanpa Plastik: Perilaku Menjaga “Ukhuwah Kauniyyah”

Distribusi daging kurban menggunakan daun merupakan solusi atas permasalahan sampah plastik yang ke sini kian memprihatinkan. FOTO: SF/Faried Wijdan
  • Kemasan Berbahan Biodegradable

Salah satu alternatif yang populer adalah kemasan biodegradable yang terbuat dari bahan organik seperti serat tanaman atau alga laut. Ada juga kantong kresek dari singkong yang bisa kamu pakai sebagai wadah daging. Kresek dari singkong sangat praktis dan tahan air seperti plastik pada umumnya. Plastik yang terbuat dari singkong ini bermaterial biodegradable, jadi aman untuk lingkungan.

Kemasan ini menggunakan teknologi ramah lingkungan untuk menghasilkan produk yang dapat terurai secara alami tanpa meninggalkan jejak plastik berbahaya. Kemasan ini tidak hanya membantu mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga memberikan keamanan dan kebersihan pada daging kurban.

  • Kemasan Berbahan Daur Ulang

Selain itu, kemasan berbahan daur ulang juga merupakan alternatif yang baik. Dengan menggunakan bahan-bahan daur ulang, seperti kertas atau karton yang didaur ulang, kita dapat mengurangi penggunaan sumber daya alam yang berlebihan dan membantu mengurangi limbah. Kemasan ini dirancang untuk menjaga kesegaran daging kurban dan melindunginya dari kontaminasi, sementara tetap memprioritaskan keberlanjutan dan kebersihan lingkungan.

  • Kemasan Berbahan Alternatif

Kemasan berbahan alternatif juga dapat menjadi pilihan. Misalnya, kemasan yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti daun pisang, daun jati, daun talas, atau anyaman bambu. Bahan-bahan ini umumnya mudah didapat, ramah lingkungan, dan dapat terurai dengan baik. Meski biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari kemasan plastik, besek anyaman bambu mampu mengurangi pencemaran lingkungan akibat dari sampah plastik.

Selanjutnya, selain menghindari kemasan dan wadah berbahan plastik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan paska penyembelihan hewan kurban. Yaitu:

  • Buang sisa jeroan dan potongan tulang dengan benar

Sisa jeroan dan tulang menjadi limbah yang harus dibuang dengan baik dan benar. Bila sisa jeroan sapi atau kambing dibuang secara sembarangan, apalagi ke saluran air, jeroan tersebut bisa membawa bakteri yang mencemari sungai. Bahkan bisa membuat ikan-ikan kecil di ekosistem sungai mati.

Buang sisa jeroan sapi atau kambing dengan cara dikubur. Sebelum dikubur, pastikan sisa jeroan sudah dicuci dan diberi disenfektan supaya tidak menularkan patogen saat terpendam dalam tanah. Hindari membuang sisa darah atau jeroan langsung di saluran air, apalagi saluran air yang langsung mengalir ke sungai.

  • Jangan lupa bersihkan area penyembelihan usai kurban

Sebelum melakukan penyembelihan kurban, pastikan area sekitar sudah bersih. Termasuk peralatan yang digunakan untuk pemotongan daging. Pastikan kamu memakai sarung tangan saat melakukan pemotongan daging untuk menjaga daging kurban tetap higienis.
Setelah penyembelihan dan pemotongan, area dan peralatan pemotongan juga harus dibersihkan. Cuci barang-barang sekali pakai seperti alas plastik dan sarung tangan sebelum dibuang ke tempat sampah. Mencuci barang-barang sebelum dibuang akan meminamalisir penularan penyakit atau bakteri di sekitar tempat sampah.

Leave a Comment