Di kota yang tak pernah berhenti membangun, Eri Cahyadi menantang Surabaya untuk berpikir cepat, efisien, dan berani menambang potensi dari setiap jengkal aset yang pernah terlupa.
Di Balai Kota yang tak pernah benar-benar sepi dari rapat dan rancangan pembangunan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berbicara dengan nada pasti: tahun 2026, kota ini harus menembus Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp8 triliun.
Angka itu bukan sekadar target fiskal, tapi simbol kemandirian.
APBD 2026 Surabaya ditetapkan sebesar Rp12,7 triliun. Dari jumlah itu, pendapatan daerah ditargetkan Rp10,9 triliun, dengan PAD sekitar Rp8,198 triliun dan sisanya dari transfer pusat. Di atas kertas, anggaran itu terlihat seimbang. Tapi, di lapangan, Eri tahu, tantangannya tidak sesederhana itu.
“Januari nanti pembangunan harus sudah jalan,” ujarnya di Balai Kota, Selasa (11/11). “Kita sudah bisa melakukan persiapan lelang dan seterusnya. Prosesnya bisa dimulai sekarang.” Nada suaranya mencerminkan ritme kota yang tak sabar menunggu.
Surabaya menumpukan harapan pada dua mesin utama: aset daerah yang dihidupkan kembali dan reklame yang dibuat lebih bernilai.
“Setiap tahun PAD kita sekitar Rp8 triliun,” katanya, “tapi tahun depan kita banyak melakukan optimalisasi aset. Jangan sampai ada aset mangkrak — harus disewakan.”
Logikanya sederhana: tidak ada ruang yang dibiarkan tidur di kota yang hidup dua puluh empat jam sehari.
Langkah berikutnya lebih mencolok secara visual. Pemerintah kota menambah titik reklame eksklusif di sejumlah ruas jalan utama — neon box yang akan menyala terang di malam hari, namun tanpa membebani anggaran listrik kota.
“Kita dapat pendapatannya, tapi listriknya dibayar oleh mereka,” ujar Eri.
Di balik semua optimisme itu, ada tekanan yang nyata. Pemotongan Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp1,3 triliun membuat Surabaya harus berpikir cepat.
“Dengan pemotongan itu, kita harus berinovasi untuk menutup sekitar Rp730 miliar dari TKD dan Rp600 miliar dari pajak Opsen,” tegasnya.
Inovasi, dalam hal ini, bukan lagi pilihan, melainkan jalan bertahan.





