samudrafakta.com

Wajik, Kuliner Filosofis Peninggalan Majapahit yang Masih Eksis

Wajik merupakan salah satu kuliner paling populer di Indonesia. Penganan khas Jawa ini disukai semua kalangan karena rasanya yang legit. Wajik sering jadi sajian dalam berbagai hajatan. Kerap pula jadi kudapan saat ngopi atau minum teh. Namun, wajik bukanlah penganan biasa. Ada filosofi yang dikandungnya.

 

Wajik sayogianya sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dan jadi santapan raja-raja sebagaimana disebutkan dalam kitab Nawa Ruci yang ditulis oleh Empu Siwamurti.

Sesuai asal katanya, “wajik” yang berarti “kotak”, kue ini umumnya disajikan dalam bentuk kotak.

Saat ini wajik sudah dikombinasikan dengan berbagai bentuk dan warna sehingga makin cantik. Wajik ada di beberapa wilayah Tanah Air dengan sebutan berbeda-beda.

Kudapan manis ini memiliki filosofi tersendiri, yaitu melambangkan harapan untuk mempelai pengantin agar bisa selalu bersama, lengket terus sampai usia lanjut. Ini sesuai dengan tekstur kue wajik yang lengket dan sulit terpisahkan.

Selain itu, wajik juga menyimpan pesan moral, terutama bagi para pengantin. Kue ini melambangkan sebuah doa agar calon pengantin sabar dalam mengarungi bahtera rumah tangga supaya kelak mendapatkan hasil yang manis.

Baca Juga :   Rekomendasi Tempat Mi Ayam Enak di Sidoarjo, Cocok Buat Kulineran Akhir Pekan

Oleh karenanya, wajik sering sekali ada di acara-acara pernikahan atau dibawa sebagai seserahan.

————

Cara membuat wajik:

Bahan:

  • 500 gram beras ketan putih
  • 200 ml air
  • 200 gram gula merah
  • 150 ml santan kental
  • ½ sdt garam
  • 1 sdt vanili bubuk
  • 2 lembar daun pandan
  • Daun pisang (alas saji)

Cara membuat:

  1. Rendam beras ketan selama 2 jam, lalu kukus selama 20 menit. Sisihkan.
  2. Rebus air dan daun pandan, setelah mendidih masukkan ketan yang sudah dikukus. Lalu masak hingga airnya menyusut. Angkat dan sisihkan.
  3. Masak santan, gula merah, garam, daun pandan, dan vanili. Masak sambil terus diaduk hingga teksturnya mengental.
  4. Masukkan beras ketan ke dalam larutan gula merah, aduk merata hingga saus gula merahnya meresap.
    Setelah gula benar-benar meresap, masukkan wajik ke dalam cetakan yang diberi alas daun pisang.
  5. Setelah dingin, potong-potong sesuai selera lalu sajikan dengan teh hangat.
  6. Anda bisa mengganti sebagian gula merah dengan gula pasir. Fungsi dari penambahan gula pasir adalah untuk menambah kepekatan warna wajik (efek karamelisasi).
Baca Juga :   Jatim Dinobatkan Sebagai Provinsi Paling Peduli Perlindungan Konsumen
(Septia)

Artikel Terkait

Leave a Comment