TEHERAN — Kecelakaan helikopter menimpa Presiden Iran Ebrahim Raisi, Ahad (19/5) sore waktu setempat. Helikopter yang ditumpangi Raisi bersama rombongan jatuh di area pegunungan di perbatasan Iran dan Azerbaijan, tepatnya di 100 kilometer kota Tabriz, dekat sebuah desa bernama Tavil.
Penemuan awal dilaporkan media Turki Anadolu, di mana drone Turki yang dikirim ke Iran menemukan titik panas di pegunungan itu. Presiden Iran Ibrahim Raisi dilaporkan meninggal dunia setelah helikopter yang ditumpanginya jatuh dan menabrak tebing. Laporan meninggalnya Raisi disampaikan oleh kantor berita Mehr News, Senin (20/5/2024).
Cyber Army of the Revolutionary Guards, sebuah situs yang berafiliasi dengan cabang angkatan bersenjata Iran, menulis jatuhnya helikopter yang membawa pejabat pemerintah membuat kemungkinan pembunuhan dan sabotase menjadi kuat. Apalagi dari hanya helikopter yang ditumpang Presiden Raisi yang kecelakaan. Sementara dua helikopter yang menyertainya dinyatakan selamat sampai ke tujuan.
Kecelakaan yang menimpa Raisi juga diberitakan di media Israel, salah satunya The Jerusalem Post. Pernyataan muncul dari mantan kepala intelijen militer Israel, IDF, Tamir Hayman. Ia menjelaskan dampak jika Raisi meninggal atau menjadi cacat parah akibat kecelakaan helikopter.
“Hal ini tidak akan memiliki dampak strategis, hanya saja dampaknya tidak terlalu besar di mana Iran pusing dalam memilih presiden berikutnya,” katanya di laman itu.
Menurutnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei-lah yang membuat keputusan strategis besar, bukan presiden. Namun Khamenei, kata dia, kini mengalami kesehatannya buruk dan Raisi dalam beberapa tahun terakhir dipandang sebagai kandidat utama untuk menggantikan Khamenei. “Akan sulit menemukan presiden Iran berikutnya yang lebih buruk dari Raisi,” ujarnya.