Setahun Dampingi Prabowo, Gibran Dinilai Belum Tampil Sebagai Pemimpin Muda yang Kuat

Beberapa pengamat menilai Gibran belum menunjukkan performa yang bagus selama setahun mendampingi Pesiden Prabowo Subianto sebagai wakil. - Instagram
Para pengamat menilai Gibran perlu segera buktikan kapasitasnya agar tak sekadar jadi “bayangan Jokowi.”

Setahun mendampingi Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dinilai belum memperlihatkan performa yang menonjol. Sejumlah pengamat menilai, Gibran harus segera “upgrade” kapasitas kepemimpinannya jika ingin membangun kepercayaan masyarakat di tahun kedua pemerintahannya.

Analis politik Hendri Satrio (Hensat) menyebut citra Gibran yang masih bergantung pada pengaruh ayahnya, Joko Widodo, menjadi beban politik tersendiri.

“Menurut saya, Gibran harus membuktikan kualitasnya agar masyarakat percaya, bukan hanya menghindari persepsi bahwa perannya hanyalah tidak mengganggu presiden,” kata Hensat, Rabu (22/10).

Selama menjabat sebagai Wali Kota Solo hingga kini menjadi Wapres, Gibran kerap dikaitkan dengan bantuan politik sang ayah. Hal itu membuat publik membandingkan kualitasnya dengan wakil presiden sebelumnya seperti Ma’ruf Amin, Boediono, atau Jusuf Kalla, yang dinilai mampu memberikan dukungan strategis kepada presiden.

Bacaan Lainnya

“Yang harus diperbaiki Gibran itu adalah kepercayaan masyarakat terhadap kualitas dirinya. Selama ini citranya kan jadi wali kota dibantu bapaknya, jadi wapres pun dibantu bapaknya,” ujar Hensat.

Terkait langkah konkret, Hensat menyarankan agar Gibran berani menuntaskan isu yang masih menggantung di publik. “Tunjukkan saja ijazahnya bahwa memang dia punya ijazah, jangan seperti bapaknya yang gantung-gantung sekarang,” ujarnya menambahkan.

Kepuasan Publik Gibran Jauh di Bawah Prabowo

Lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) mencatat tingkat kepuasan publik terhadap Wapres Gibran jauh lebih rendah dibanding Presiden Prabowo. Dalam survei bertajuk “Satu Tahun Pemerintahan: Evaluasi dan Catatan Publik” yang dirilis di Jakarta, Selasa (21/10), kepuasan publik terhadap Gibran hanya 29 persen, sedangkan Prabowo mencapai 86 persen.

“Dari sisi angka cenderung rendah, gabungan tren kepuasan hanya berada di angka 29 persen,” ujar Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah.

Menurut Dedi, rendahnya angka kepuasan terhadap Gibran tidak serta-merta menunjukkan kinerja buruk, tetapi mencerminkan terbatasnya kewenangan yang dimiliki seorang wakil presiden. “Wakil presiden tidak memiliki kewenangan melekat atas jabatannya, kecuali tugas yang diberikan langsung oleh presiden,” jelasnya.

Dedi menambahkan, survei ini hanya mengukur persepsi publik terhadap keberadaan Gibran dalam mendampingi Presiden Prabowo, bukan kinerja personal.

Gibran Dinilai Kehilangan Arah Sebagai Figur Muda

Pengamat politik dan Direktur Eksekutif SCL Taktika, Iqbal Themi, menilai Gibran kehilangan arah sebagai figur muda yang sempat digadang sebagai simbol regenerasi politik nasional.

“Di satu sisi Gibran diharapkan tampil sebagai wajah baru politik muda yang progresif, tetapi di sisi lain ia juga dibaca publik sebagai simbol keberlanjutan dinasti kekuasaan keluarga Jokowi,” kata Iqbal di Jakarta, Senin (20/10/2025).

Benturan dua narasi itu, lanjut Iqbal, membuat langkah politik Gibran tampak gamang. “Gibran seperti berdiri di antara dua dunia kekuasaan — generasi lama yang masih dominan dan generasi muda yang mulai kecewa karena tak merasa diwakili,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *