samudrafakta.com

Ransomware Serang PDN, Pakar ITS Tekankan Pentingnya Keamanan Siber

SURABAYA– Menjadi tantangan dari perkembangan teknologi, ransomware semakin berkembang dan banyak menimbulkan bahaya serta menargetkan korban dalam skala besar. Seperti yang terjadi baru-baru ini pada Pusat Data Nasional (PDN) yang mengalami serangan siber berupa ransomware yang melumpuhkan beberapa layanan penting pemerintah, termasuk layanan keimigrasian.

Ridho Rahman Hariadi SKom MSc, pakar keamanan siber dari Laboratorium Kota Cerdas dan Keamanan Siber Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjelaskan bahwa ransomware adalah perangkat lunak jahat yang dirancang untuk mengenkripsi data di dalam sistem atau perangkat, dan mencegah pemiliknya mengakses data tersebut.

Setelah berhasil mengenkripsi data, penyerang akan menampilkan pesan tebusan yang meminta pembayaran dalam bentuk cryptocurrency atau uang kripto seperti Bitcoin. “Tebusan ini dianggap sebagai imbalan untuk pemulihan akses ke data yang telah dienkripsi tersebut,” jelas Ridho, dikutip Ahad (30/6/2024).

Menanggapi insiden terhadap serangan ransomware pada PDN, Ridho mengungkapkan bahwa serangan ransomware ini tidak hanya mengancam institusi besar, tetapi juga memiliki dampak signifikan bagi masyarakat luas. Ancaman ini termasuk potensi kehilangan data pribadi seperti foto, dokumen, dan informasi keuangan yang terinfeksi ransomware.

Baca Juga :   Parah, Data Polri Bobol Tak Hanya Sekali, Ini Riwayatnya

Selain itu, pelaku serangan dapat mencuri data sensitif dan mengancam untuk mempublikasikan atau menjualnya jika tebusan tidak dibayar, menyebabkan kebocoran data pribadi yang berisiko tinggi.

Akibat kebocoran data tersebut, menurut Ridho, pelaku juga memungkinkan untuk melakukan serangan pada akun sosial media, akun bank, maupun akun-akun pribadi lainnya untuk mendapat keuntungan tertentu. Tak hanya itu, serangan ransomware terhadap infrastruktur kritis juga dapat mengganggu layanan penting seperti kesehatan dan transportasi.

“Hal ini pastinya akan membawa ketidaknyamanan dan potensi bahaya bagi masyarakat,” tambah dosen Departemen Teknologi Informasi ITS tersebut.

Artikel Terkait

Leave a Comment