samudrafakta.com

Dulu Dilindungi Nabi Muhammad Saw., Kini Armenia Mengakui Negara Palestina

Armenia, negara dengan mayoritas penduduk beragama Nasrani, mengakui kemerdekaan Palestina. Pada masa lalu, Armenia pernah mendapatkan perlindungan dari umat Muslim di bawah perintah langsung Nabi Muhammad Saw. FOTO: Ilustrasi Samudra Fakta
Sejarah Armenia

Sejak tahun 1915 dan seterusnya, ketika 1,5 juta etnis Armenia dibantai di seluruh semenanjung Anatolia, komunitas ini membengkak karena ribuan korban melarikan diri dan bermukim kembali di kawasan Armenia di Yerusalem. Namun demikian, populasinya menurun di tengah penganiayaan Israel dan ketidakstabilan ekonomi. Saat ini, ada 4.500 orang Armenia yang tinggal di Palestina–turun jauh dibandingkan dengan 15.000 orang pada tahun 1948.

Armenia memiliki sejarah yang kompleks dan seringkali tragis, yang memengaruhi pandangan dan kebijakan luar negerinya. Sebagai negara yang pernah mengalami genosida pada awal abad ke-20, Armenia memiliki sensitivitas terhadap isu-isu kemanusiaan dan hak asasi manusia.

Pengalaman sejarah tersebut mungkin menjadi salah satu faktor yang mendorong Armenia untuk mendukung Palestina–yang juga mengalami penderitaan dan perjuangan panjang untuk pengakuan internasional.

Hubungan antara Armenia dan Palestina bukanlah hal baru. Selama bertahun-tahun, kedua bangsa telah menjalin hubungan diplomatik dan budaya yang erat. Banyak orang Palestina yang tinggal di Armenia, maupun sebaliknya, sehingga menciptakan jembatan kemanusiaan dan budaya antara kedua masyarakat. Pengakuan resmi ini memperkuat hubungan tersebut dan membuka pintu untuk kerja sama yang lebih erat di masa depan.

Baca Juga :   Israel Terus Kirim Tank ke Rafah, Nyatakan Perang Bisa Berlangsung Sepanjang Tahun
Surat Nabi Saw Menjamin Keamanan Komunitas Kristen Armenia

Lebih dari satu milenium lalu, kehadiran komunitas Kristen Armenia terjaga di Yerusalem. Berbagai penguasa Yerusalem berganti, mereka masih tetap lestari hingga saat ini. Dan ternyata, ada peran penting Nabi Muhammad Saw. dalam menjamin rentang panjang kehadiran mereka.

Pada 2018, sejarawan keturunan Armenia, Dr. Garbis Harboyan dari Kanada, menuliskan secara detail soal keberadaan dokumen di di harian Aztag di Beirut, Lebanon. Ia menulis soal sebuah salinan naskah kuno yang tersimpan di Institut Manuskrip Kuno Mesrop Mashtots, di Yerevan, ibu kota Armenia. Matenadaran, bagaimana arsip itu disebut, menghimpun koleksi manuskrip yang disimpan oleh Gereja Armenia di Etchmiadzin.

Artikel Terkait

Leave a Comment