samudrafakta.com

Demi Bebaskan 4 Orang, Israel Bantai 274 Warga Palestina di Nuseriat

Bekas pengeboman Nuseirat, Gaza Tengah, oleh pasukan Israel yang berdalih untuk menyelamatkan empat sandera. Serangan ini merupakan salah satu yang paling intens selama perang Israel di Gaza. FOTO: Getty Images
GAZA — Militer Israel dilaporkan membantai sedikitnya 274 warga Palestina dan melukai hampir 700 lainnya dalam serangan di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah, Sabtu (8/6/2024). Israel berdalih pembantaian tersebut merupakan bagian dari upaya untuk membebaskan empat sandera.

Pengeboman Israel menyasar target pasar di Nuseirat dan kawasan sekitar Rumah Sakit Martir al-Aqsa di Deir Al-Balah. Juru bicara rumah sakit, Khalil Al-Dakran, menyatakan bahwa banyak dari korban luka berisiko meninggal karena parahnya kondisi mereka dan kurangnya sumber daya medis.

Empat tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas dilaporkan berhasil diselamatkan dalam serangan tersebut. Di sisi lain, kematian ratusan warga Palestina menjadi bagian dari “upaya penyelamatan sandera” tersebut.

Kolumnis Al Jazeera, Belén Fernández, menuliskan bahwa pengabaian terang-terangan terhadap kehidupan warga Palestina bukanlah hal yang mengejutkan, dalam konteks perang yang secara resmi telah menewaskan lebih dari 37.000 orang di Gaza hanya dalam waktu delapan bulan tersebut. Jumlah korban tewas sebenarnya jauh lebih tinggi, menurut Fernandez, mengingat masih adanya jumlah jenazah yang masih tersisa di bawah reruntuhan.

Baca Juga :   PBNU Bakal Gelar Forum Internasional Sikapi Konflik Palestina-Israel, Rencananya Dibuka Presiden Jokowi 

“Warga Palestina tak pernah dimanusiakan kecuali, tentu saja, ketika mereka dieksploitasi untuk tujuan propaganda. Seperti ketika Israel menuduh Hamas menggunakan warga sipil Palestina sebagai perisai manusia dan dengan demikian membenarkan serangan militer Israel terhadap rumah sakit dan sekolah,” kata Belén Fernández.

Apabila melihat episode-episode “pertumpahan darah” Israel yang terus-menerus di Gaza di masa lalu, menurut Belén Fernández, tampaknya menegaskan bahwa, berdasarkan logika militer Israel, lebih dari 200 warga Palestina yang tewas merupakan “kehancuran tambahan yang dapat diterima” dalam pemulihan empat warga Israel yang masih hidup.

Dalam sebuah postingan di media sosial X, mantan Kepala Kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, mengatakan bahwa “gambar kematian dan kehancuran setelah operasi militer Israel” di Nuseirat menunjukkan perang di Gaza semakin mengerikan.

“Melihat pasien berlumuran darah dirawat di lantai rumah sakit, kami diingatkan bahwa layanan kesehatan di Gaza berada di ujung tanduk,” kata Griffiths, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Seorang paramedis yang menyaksikan serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat menggambarkan serbuan tentara Zionis itu “seperti film horor, tapi ini benar-benar pembantaian”.

Baca Juga :   Ikut Gaungkan "All Eyes on Rafah", Artis Internasional hingga Nasional Ajak Berdonasi Bantu Palestina

Ziad, seorang paramedis berusia 45 tahun dari Nuseirat, mengatakan kepada Reuters bahwa serangan terjadi di dekat pasar dan Masjid al-Awda.

“Pesawat tak berawak dan pesawat tempur Israel menembaki sepanjang malam secara acak ke rumah-rumah penduduk, dan orang-orang yang mencoba melarikan diri dari daerah tersebut,” kata Ziad. “Untuk membebaskan empat orang, Israel membunuh ratusan warga sipil tak berdosa,” katanya.

Artikel Terkait

Leave a Comment