Kembali ke Hakikat Belajar
Illich mengingatkan, membubarkan sekolah bukan berarti meniadakan pendidikan.
Yang perlu dibongkar adalah pikiran yang tersekolahkan — mentalitas yang membuat kita percaya bahwa hanya dengan sertifikat seseorang dianggap cerdas dan sah secara sosial.
“Belajar sejati,” tulisnya, “tumbuh dari kebebasan bertanya dan dari dialog antargenerasi.”
Ia membayangkan pendidikan sebagai ekosistem alami, di mana anak belajar dari lingkungan, masyarakat, dan pengalaman langsung.
Matematika bisa dipelajari dari sawah. Etika dari masyarakat adat. Sejarah dari pelaku sejarah.
Ketika Masa Depan Itu Mulai Datang
Kini, gagasan Illich terasa semakin hidup. Dunia digital melahirkan bentuk baru pembelajaran: online learning, peer-to-peer education, komunitas kreatif, hingga maker space yang tumbuh di luar sekolah formal.
Ironisnya, semua itu justru menegaskan kebenaran Illich: inovasi sejati muncul ketika belajar dilepaskan dari sistem.
Program “Merdeka Belajar” di Indonesia memang menuju ke arah itu, tapi masih tersandera birokrasi dan formalisme.
Tantangannya bukan lagi soal kurikulum, melainkan keberanian mengubah cara berpikir — bahwa belajar sejatinya milik semua orang, bukan monopoli lembaga.***





