-
Agus Suparmanto | Mendag periode 23 Oktober 2019 – 23 Desember 2020
Pada tahun 2020, Indonesia mengimpor 5,53 juta ton gula, mayoritas dari Thailand (2,02 juta ton), Brasil (1,54 juta ton), dan Australia (1,21 juta ton).
-
Muhammad Lutfi | Mendag periode 23 Desember 2020 – 15 Juni 2022
Pada tahun 2021, Indonesia mengimpor gula 5,48 juta ton, mayoritas dari India (1,96 juta ton), Australia (1,33 juta ton), dan Brasil (1,14 juta ton).
Pada tahun 2022, impor gula mencapai 6 juta ton, mayoritas dari Thailand (2,41 juta ton), India (1,61 juta ton), dan Brasil (1,31 juta ton). Di tengah periode ini, terjadi pergantian Mendag dari Muhammad Lutfi ke Zulkifli Hasan.
-
Zulkifli Hasan | Mendag periode 15 Juni 2022 – 20 Oktober 2024
Pada 2023, impor gula mencapai 5,06 juta ton, mayoritas berasal dari India (3.1 juta ton), Thailand (2,37 juta ton), dan Brasil (1,46 juta ton).
Pada bulan September 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa dalam 9 bulan di 2024, atau periode Januari-September 2024, kegiatan importasi gula mencapai 3,66 ton, senilai USD2,15 miliar, atau setara Rp33 triliun (Kurs Rp 15.500/US$).
__________
Dengan demikian, semua Mendag era Jokowi melakukan impor gula. Tidak hanya Tom Lembong.
Maka dari itu, pakar hukum Pidana Universitas Trisaksi, Jakarta, Abdul Fickar Hadjar, menilai jika Kejaksaan Agung (Kejagung) keliru menetapkan mantan Mendag—jika merujuk pada kasus Tom Lembong—sebagai tersangka atas kasus korupsi impor gula.
“Jika alasannya kejaksaan menerapkan dan menangkap Tom Lembong itu karena kebijakannya—ya, karena memberikan perizinan atau kebijakan mengenai apa dan sebagainya—maka, menurut saya, Kejaksaan ini keliru. Karena apa? Karena kebijakan itu tidak bisa dikriminalkan,” kata Abdul Fickar, merespons penetapan Tom Lembong sebagai tersangka dalam kasus korupsi impor gula, dikutip dari Kompas, Rabu (30/10/2024).
