samudrafakta.com

Simon Tahamata, Sepak Bola, dan Generasi Kedua Orang-orang Maluku di Belanda

Simon Tahamata. Foto:Tangkapan Layar Instagram Ajax
Simon Tahamata. (Tangkapan Layar Instagram Ajax)

AMSTERDAM —  “Oom (paman) Simon Terima Kasih“. Demikian tulisan spanduk perpisahan yang dibentangkan Fans Ajax Amsterdam kepada legendanya, Simon Tahamata, pemain sepak bola Maluku yang lahir dan besar di Belanda.

Ucapan perpisahan disampaikan Fans Ajax Amsterdam sesaat sebelum laga Ajax melawan FC Utrecht, Liga Belanda di Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Belanda, Ahad  (3/3/2024). Sang legenda dipanggil masuk ke stadion oleh pembawa acara di Johan Cruyff Arena.

Simon Tahamata ketika masih aktif sebagai pemain. (LCFC)

Tahamata melangkah masuk dengan wajah emosional, diiringi riuh sambutan penonton yang bertepuk tangan. “Terima kasih, Simon Tahamata,” tulis akun Instagram Ajax.

Sementara Simon, pada hari yang sama, juga mengucapkan kata-kata perpisahannya melalui Instagram story-nya “Terima kasih untuk semuanya pada hari terakhir di Ajax sebelum berangkat ke akademi sepak bola Deutsche.”

Mark Orton, dari Pusat Internasional untuk Sejarah & Budaya Olahraga Universitas De Montfort, menampilkan profil Simon Tahamata sebagai pemain internasional Belanda yang memenangkan gelar liga dengan Ajax Amsterdam dan Standard Liège.

Baca Juga :   Ajax Amsterdam, Simon Tahamata, dan Kenangan Kelam Republik Maluku Selatan

Simon adalah generasi kedua komunitas Maluku yang tiba di Belanda pada tahun 1950-an. Lahir di Vught, Belanda, pada 26 Mei 1956, di sebuah kamp pengungsian orang-orang Maluku yang ingin merdeka dan melarikan diri dari bekas jajahan Belanda di Indonesia, Simon Tahamata adalah bintang sepak bola diaspora Maluku di Belanda. Dia merupakan perintis jalan bagi kemunculan pemain-pemain berbakat dari komunitas Maluku, seperti Giovanni van Bronkhorst, John Heitinga, dan Denny Landzaat.

Seperti dilansir laman Leicester City, setelah ditemukan oleh Ajax saat bermain untuk tim lokal di Tiel, Tahamata melakukan debutnya untuk Amsterdam pada bulan Desember 1976. Dia memenangkan tiga gelar Liga Belanda, dan menjadi bagian dari tim Ajax yang kalah dari Nottingham Forest di Semifinal Piala Eropa 1979.

Artikel Terkait

Leave a Comment