Potensi Gempa Megathrust Terbentang Sepanjang 1.000 Km di Selatan Pulau Jawa

Ilustrasi yang disampaikan peneliti BRIN mengenai megathrust dan mitigasinya. Foto:Tangkapan Layar

JAKARTA – Penelitian terbaru dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN mengungkapkan fakta mengejutkan mengenai potensi gempa megathrust di selatan Pulau Jawa. Berdasarkan studi yang dipaparkan oleh Nuraini Rahma Hanifa, seorang peneliti ahli di BRIN, megathrust di kawasan ini memiliki panjang mencapai 1.000 km dengan bidang kontak selebar 200 km.

Rahma menjelaskan bahwa megathrust merupakan patahan naik yang sangat besar dan berpotensi menyebabkan goncangan hebat. Indonesia, yang terletak di kawasan Cincin Api (Ring of Fire), rentan terhadap fenomena geologis ini. Menurut dia, megathrust di selatan Jawa mengakumulasi energi yang dapat dilepas kapan saja, dan ini menandakan adanya ancaman bencana yang harus diwaspadai.

“Gempa megathrust pertama kali menjadi fokus utama pada tahun 2011, dan sejak saat itu, riset mengenai fenomena ini terus berkembang. Penelitian ini tidak hanya menambah pemahaman kita tetapi juga membantu dalam upaya mitigasi dan adaptasi,” ungkap Rahma dalam acara BRIN Insight Every Friday (BRIEF) edisi ke-128 dengan tema Mengenal Megathrust dan Mitigasinya, dikutip dari laman BRIN, Senin (2/9/2024).

Peta gempa terbaru, yang diproyeksikan selesai pada akhir 2024, menunjukkan bahwa bidang megathrust di Indonesia umumnya terletak di sisi barat Sumatera hingga selatan Jawa. Rahma menambahkan bahwa megathrust di selatan Jawa bisa mengguncang dengan intensitas yang sangat besar jika terjadi pergeseran secara serentak.

“Di bawah Pulau Jawa terdapat lempeng samudra Indo-Australia yang menghujam ke bawah lempeng kontinental. Pertemuan antara kedua lempeng ini membentuk bidang megathrust,” jelas Rahma yang merupakan lulusan doktoral dari Nagoya University pada 2014.

Bacaan Lainnya

Rahma juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas adaptasi masyarakat sebagai bagian dari strategi mitigasi bencana. “Risiko bencana adalah hasil dari kombinasi bahaya dan kerentanan, yang harus diimbangi dengan kemampuan beradaptasi. Masyarakat harus memahami dan mempersiapkan diri untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh megathrust.”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *