Setelah merasa cocok, Oei Hui Lan dan Wellington Koo menikah di Brussel pada 1921. Setahun kemudian, jabatan Koo naik menjadi Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan China.
Pada masa-masa ini, Hui Lan resmi menjadi istri pejabat dan mencapai puncaknya pada 1926. Setelah Presiden China, Sun Yat Sen wafat, Koo lantas menjadi pelaksana tugas Presiden Republik China. Hal ini membuat Oei Hui Lan menyandang status ibu negara.
Dia bercerita di memoarnya kalau sang suami selalu mengawal eksistensi Republik China dengan menggalang dukungan di seluruh dunia. Ke manapun suaminya pergi, Oei Hui Lan berada di sisinya sebagai pendamping sampai berhenti menjabat pada 1927.
Setelah tak lagi jadi ibu negara, Hui Lan tinggal bersama suaminya di berbagai kota. Mulai dari Shanghai, Paris, hingga London. Singkat cerita, hubungan keduanya berakhir perceraian pada 1958. Setelahnya Oei Hui Lan tinggal di New York untuk membesarkan ketiga anaknya.
Akan tetapi dia tidak melupakan Indonesia. Dia tercatat pernah berbisnis di Indonesia. Mengacu paparan Sam Setyautama dalam Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia (2009), Hui Lan berbisnis kapal, tembakau dan sepeda di Indonesia pada 1986. Sayangnya, semua bisnis Hui Lan menemui kegagalan.
Kiprah perempuan berdarah Semarang itu terhenti pada 1992, ketika yang maha kuasa memanggilnya pada usia 103 tahun di New York, Amerika Serikat.
___FOTO:IST