samudrafakta.com

Menyembelih Ayam saat Idul Adha, Apakah Termasuk Berkurban?

Proses penyembelihan ayam. Apakah jika dilakukan ketika Idul Adha termasuk kurban? FOTO: SF/Wijdan
JAKARTA—Para Ulama fikih sepakat bahwa kurban tidak diperbolehkan kecuali dengan binatang ternak, yaitu unta, sapi (termasuk kerbau) dan kambing dengan segala jenisnya, jantan atau betina, dikebiri atau menjadi pejantan. Namun, ada riwayat yang menerangkan bahwa ada yang menyembelih ayam di Hari Raya Idul Adha. Apakah itu termasuk berkurban? Bolehkah berkurban dengan ayam?

Tidak diperkenankannya berkurban memakai selain binatang ternak ini sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Hajj: 34, “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka” (QS. 22:34.).

Dengan demikian, sangat jelas di atas jika hanya binatang ternak tertentu yang bisa dibuat untuk berkurban. Bahkan, ada juga ulama yang menafsirkan bahwa sapi yang tidak diternak atau liar saja tidak mencukupi untuk dibuat kurban. Pada umumnya, hewan yang digunakan untuk kurban di Indonesia adalah sapi, kerbau, kambing, dan domba.

Namun, dalam praktiknya, rupanya ada beberapa riwayat yang mengisahkan seseorang menyembelih ayam di Hari Raya Kurban. Bolehkah?

Baca Juga :   Inilah Cara Mendeteksi Hewan Kurban Layak atau Tidak

Perihal menyembelih ayam di Hari Raya Kurban tersebut, misalnya, sebagaimana yang dibahas oleh Ulama Tafsir Indonesia, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, dalam Kanal Youtube “Santri Gayeng”.

Dalam video tersebut, Gus Baha mengisahkan, saat masih miskin dan merantau ke Yogyakarta, setiap Idul Adha tiba dia menyembelih ayam atau membeli daging setengah kilo.

Gus Baha menerangkan bahwa dia punya dua alasan untuk itu. “Alasan pertama, karena Allah melarang berpuasa di Hari Raya ‘Id, karena hari makan-makan. Ya sudah, kami makan-makan. Kedua, menghilangkan tamak ke panitia kurban masjid. Nanti kalau tamak, kecewa (karena tidak mendapatkan pembagian daging atau merasa jatahnya kurang), terus bergumam (menggerutu). Sudah miskin, bergumam, hasud kan double dosanya. Makin fakir, makin ngawur,” jelas Gus Baha.

Artikel Terkait

Leave a Comment