samudrafakta.com

Kabar Gembira dari Para Sufi untuk Orang yang Belum Mampu Berkurban Hewan Ternak

Pentingnya makna berkurban ini bisa dipelajari dari kisah Nabi Ibrahim As. Ibrahim, yang begitu lama mendambakan seorang putra, dan dengan khusyuk melantunkan doa-doa, dikaruniai seorang putra yang bernama Ismail.

Karunia tersebut rupanya membuat hati Ibrahim sedikit berpaling, yang tadinya hanya terisi Allah Swt. mulai terbagi dengan putranya. Oleh karenanya, Allah pun menguji Ibrahim dengen memerintahkan agar menyembelih simbol ‘berhala’ yang ada dalam diri Ibrahim, yaitu putranya tersayang. Tujuannya agar hatinya kembali murni, hanya mencintai Allah Swt.

Pelajaran dari kisah di atas adalah agar seorang Muslim selalu memerangi hawa nafsunya pada setiap kesempatan. Dalam istilah tasawuf, memerangi hawa nafsu itu disebut mutashowif. Oleh karenanya tidaklah berlebihan jika hari ini dapat juga dikatakan sebagai hari raya-nya para muthasowif, yaitu orang-orang yang memerangi hawa nafsu.

Dalam sebuah ayat, Nabi Ibrahim As. pernah diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih empat ekor burung: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: ‘Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati’.”

Baca Juga :   Kebutuhan Hewan Kurban di Jatim Diprediksi Naik 22 Persen

Allah berfirman: ‘Belum yakinkah kamu?’ Ibrahim menjawab: ‘Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)’. Allah berfirman: ‘(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): ‘Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera’. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al- Baqarah: 260 ).

Jalaluddin Rumi, dalam Matsnawi Ma’nawi, menafsirkan empat ekor burung yang disembelih dan dicincang oleh Nabi Ibrahim As. sebagai empat ekor unggas yang ada dalam diri kita. Keempat ekor unggas itu adalah bebek yang mencerminkan kerakusan, ayam jantan yang melambangkan nafsu, merak yang menggambarkan kesombongan, dan gagak yang melukiskan keinginan.

Menurut Rumi, seorang Muslim hanya bisa kembali hidup sebagaimana manusia ketika dia berani menyembelih keempat sifat unggas ini di dalam diri kita, sebagaimana Ibrahim As. mencincangnya. Di antara keempat unggas ini, menurut Rumi, bebeklah yang paling mewakili karakter kebanyakan kita.

Baca Juga :   12 Adab Penyembelihan Hewan Kurban Sesuai Syariat Islam

Tentang bebek, Rumi bercerita:

“Bebek itu kerakusan, karena paruhnya selalu di tanah
Mengeruk apa saja yang terbenam, basah atau kering
Tenggorokannya tak pernah santai, sesaatpun
Ia tak mendengar firman Tuhan, selain makan
minumlah!

Seperti penjarah yang merangsek rumah-rumah
Dan memenuhi kantongnya dengan cepat
Ia masukkan ke dalam kantongnya baik dan buruk

Permata atau kacang tiada beda
Ia jejalkan ke kantung basah dan kering
Kuatir pesaing akan merebutnya
Waktu mendesak, kesempatan sempit,

Ia ketakutan dengan segera di bawah tangannya
Ia tumpukkan apapun….”

Artikel Terkait

Leave a Comment