samudrafakta.com

Ditagih Kok Ngilang?

Kepala daerah dipilih rakyatnya kan ya? Dipilih karena pemilihnya dijanjikan sesuatu. “Kalau saya terpilih, nanti naninu-naninu,” biasanya kan gitu. Nah, karena menjanjikan sesuatu itulah dia dipilih.

Sudah jadi rahasia umum lah kalau di masa pemilihan langsung seperti sekarang, kandidat ‘bertransaksi’ dengan pemilih. Pemilih mau milih asal si kandidat memberikan benefit untuk mereka.

Semestinya dulu Bupati Jombang Mundjidah Wahab dan wakilnya, Sumrambah, juga melakukan itu. Tentu mereka menjanjikan banyak hal pada calon pemilih. Ada 9 item yang dijanjikan. Tapi, setelah terpilih, ternyata dia dinilai tidak tepat janji. Dinilai “medhot janji” a.k.a “ingkar janji”. Janji itu utang. Ya wajar, kan, kalau ditagih.

Tapi, ketika mahasiswa mewakili warga menagih janji, eh, Bupati dan wakilnya yang punya janji enggak berani menemui. Memangnya kenapa? Kalau memang belum bisa bayar janji, asalkan alasannya masuk akal, kan bisa ditemuin, jelaskan kalau belum bisa memenuhi janji karena naninu-naninu. Mahasiswa itu rasional kok. Selama alasannya masuk akal, pasti semua bisa diselesaikan dengan dialog. Bukannya malah “cling”, menghilang.

Baca Juga :   Menelusuri Jejak Pasukan Diponegoro di Utara Sungai Brantas, Jombang

Sebenarnya ada apa to, Bu Bupati? Apa memang sebenarnya enggak sanggup? Ya kalau merasa berat, jangan memaksakan diri. Sudah, biar yang lain saja ya. Karena tugas kepala daerah itu membangun daerahnya dan melayani rakyatnya, bukan malah meninabobokannya.

Kalau ada yang enggak beres, terus terang sajalah. Ingat, Ibu tidak hanya mempertanggungjawabkan kepemimpinan kepada pemilih atau rakyat—tetapi juga bertanggung jawab terhadap Tuhan. Karena tugas kepemimpinan itu amanah dari-Nya.

Gitu.

Salam dari Gus Anu

Artikel Terkait

Leave a Comment