Prabowo Panggil AHY dan Jonan ke Istana, Bahas Utang dan Arah Baru Proyek Whoosh

Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh. - KCIC
AHY sebut akan laporkan polemik restrukturisasi utang KCJB, Jonan dipanggil tanpa tahu agenda detail.

Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kawasan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/11). Pertemuan itu disebut untuk membahas sejumlah isu infrastruktur nasional, termasuk polemik utang proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh.

“Mau melaporkan tentunya sekaligus meminta arahan dari Bapak Presiden tentang banyak isu, termasuk kereta cepat,” ujar AHY setiba di Istana Kepresidenan, Senin (3/11).

AHY menegaskan, restrukturisasi utang proyek Whoosh juga akan menjadi salah satu fokus pembahasan. “Ada permasalahan yang harus kita carikan solusinya dengan sejumlah opsi tentunya. Iya, termasuk restrukturisasi utang,” katanya.

Sementara itu, Ignasius Jonan mengaku belum mengetahui secara pasti agenda pertemuan tersebut. “Enggak tahu. Diundang Pak Seskab saja,” kata mantan Direktur Utama PT KAI itu.

Bacaan Lainnya

Sebelumnya, pakar kebijakan publik Agus Pambagio menyebut dirinya dan Jonan sudah memperingatkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo agar tidak menunjuk pihak China sebagai mitra proyek kereta cepat. “Pak Jokowi enggak mau tahu, enggak mau dengar saya dengan Pak Jonan. Jadi Pak Jonan dipecat, saya dipanggil ke Istana,” ungkap Agus, dalam wawancara di YouTube Nusantara TV, pada Selasa, 14 Oktober 2025.

Menurut Agus, ia sudah menjelaskan bahwa proyek tersebut terlalu mahal dan berisiko menimbulkan beban utang besar. “Saya sudah menjelaskan bahwa ini mahal sekali, enggak bakalan bisa dibayar. Tapi Pak Jokowi ngotot, bisa,” ujarnya.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi sebelumnya menyatakan bahwa Presiden Prabowo menaruh perhatian serius terhadap masalah utang Whoosh. Ia meminta jajaran ekonominya, termasuk Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, dan CEO Danantara Rosan Roeslani, untuk menyiapkan opsi penyelesaian tanpa mengguncang perekonomian nasional.

“Presiden meminta agar disiapkan skenario yang realistis, entah perpanjangan masa pinjaman atau skema pembayaran lain,” kata Prasetyo.

Sebagai informasi, proyek Whoosh menelan investasi sekitar USD7,27 miliar atau Rp120,38 triliun, dengan 75 persen dibiayai pinjaman dari China Development Bank (CDB) berbunga 2 persen per tahun. Pembangunan dimulai sejak 2016 dan resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023, menjadikan Whoosh sebagai kereta cepat pertama di Indonesia sekaligus di Asia Tenggara.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *