PKB dan FPTP Gelar Lomba Baca Kitab Kuning Fikih Politik, Santri Didorong Melek dan Aktif Berpolitik

Ilustrasi. - Samudrafakta
DPP PKB dan Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP) menggelar lomba baca kitab kuning bidang fikih politik untuk memperkuat ideologi politik santri dan peran pesantren dalam kehidupan kebangsaan.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bersama Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP) mengadakan lomba baca kitab kuning bidang fikih politik (siyasah). Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman politik santri sekaligus merawat basis ideologi pesantren di ranah kebangsaan.

Peserta dapat mendaftar melalui tautan https://s.id/pedoman_MQK_FPTP25 atau menghubungi Sekretariat FPTP di nomor 0813-8525-3210 (WhatsApp). Lomba ini merupakan tindak lanjut dari Halaqah Pendidikan Politik Santri bertema “Revitalisasi Fikih Siyasi-Turots untuk Membangun Ideologi Politik Praktis 2024” yang digelar dua tahun lalu, di Pondok Pesantren Kreatif Baitul Kilmah, Sendangsari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta, pada 15 Juli 2023.

Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Kilmah, KH Aguk Irawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap pandangan sempit masyarakat mengenai politik. “Di lapangan, politik sering dipahami sebatas kursi kekuasaan dan dampaknya berupa kekayaan, bukan kebijakan, keberpihakan, dan kemaslahatan umum. Padahal pesantren memiliki ideologi politik yang kuat, yaitu fikih siyasah,” ujarnya.

Aguk menegaskan, sejarah membuktikan bahwa lahirnya suatu peradaban tidak terlepas dari politik yang berpijak pada bimbingan para ulama. “Peradaban adalah hasil dari politik. Pemerintahan yang kuat selalu lahir karena ada ulama yang membimbing para pemimpin, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui kitab-kitab fikih siyasah,” tandasnya.

Bacaan Lainnya

Ia mencontohkan, pada masa kejayaan Islam, banyak karya fikih siyasah yang lahir, seperti Ahkamul Sulthaniyah dan Qawanin al-Wizarah karya Imam al-Mawardi, serta Fiqh Siyasah Syar’iyah karya Abdul Halim bin Abdus Salam. Di Nusantara, pemikiran politik Islam juga terekam dalam karya seperti Tajj as-Salatin, Serat Surya Ngalam, dan Serat Surya Raja.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *