Ratusan laporan masuk, Bojonegoro jadi wilayah dengan keluhan terbanyak setelah penggunaan Pertalite.
Pertamina memperpanjang masa operasional posko aduan motor brebet di Jawa Timur hingga 10 November 2025. Langkah ini diambil karena masih banyak masyarakat yang melaporkan kendaraannya tersendat usai menggunakan BBM jenis Pertalite.
“Jadi, sementara kami akan memperpanjang posko aduan sampai 10 November mendatang,” ujar Ahad Rahedi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, dikutip Senin (3/11).
Sejak posko dibuka pada Selasa (28/10), tercatat lebih dari 290 laporan kendaraan brebet masuk dari berbagai daerah di Jawa Timur. Bojonegoro menjadi wilayah dengan laporan terbanyak, disusul Surabaya dan Kediri. “Paling banyak motor, tapi ada juga laporan mobil brebet,” tambahnya.
Ahad menjelaskan, keluhan yang dominan adalah tarikan gas yang tersendat. Untuk menangani laporan tersebut, Pertamina menyiapkan layanan pemeriksaan di bengkel resmi dengan subsidi servis hingga Rp150 ribu per kendaraan. Bila biaya melebihi batas itu, warga cukup menambah selisih kecil.
Hingga 31 Oktober 2025, Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus telah menyiapkan 14 bengkel motor dan 7 bengkel mobil di Surabaya, Sidoarjo, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik. Bengkel hanya melayani kendaraan dengan bukti kuat bahwa kerusakan disebabkan bahan bakar tidak sesuai standar.
Warga yang melapor wajib mengisi formulir resmi dan mencantumkan lokasi SPBU tempat pengisian bahan bakar. Jika hasil pemeriksaan mekanik menunjukkan adanya indikasi BBM bermasalah, servis diberikan gratis.
Meski fenomena motor brebet meluas, Ahad memastikan belum ada lonjakan signifikan pada penjualan Pertamax maupun penurunan pada Pertalite. “Kalau di SPBU pusat kota mungkin ada kenaikan, tapi belum besar,” ujarnya.***





