Asa Garuda Bertumpu pada Romeny di Tengah Badai Cedera

Striker Ole Romeny diharapkan tampil maksimal saat Skuad Garuda melawan Arab Saudi, di Jeddah, Arab Saudi pada Kamis dini hari (WIB), 9 Oktober 2025. Foto:SS FIFA
Striker, Ole Romeny, meniupkan harapan baru bagi Tim Nasional Indonesia yang bersiap menghadapi jalan terjal di grup neraka Kualifikasi Piala Dunia 2026. Kembalinya penyerang Oxford United itu langsung menyuntikkan moral jelang laga timnas Indonesia vs Arab Saudi di Jeddah, Arab Saudi pada Kamis dini hari (WIB), 9 Oktober 2025.

Indonesia, Irak, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab akan bertarung memperebutkan dua tempat kualifikasi langsung Piala Dunia 2026 yang masih tersisa. Grup ini memang bukan kaleng-kaleng.

Mengutip laman FIFA, semua penghuninya pernah merasakan atmosfer panggung sepak bola tertinggi dunia. Tuan rumah Arab Saudi menjadi yang paling berpengalaman dengan enam kali penampilan. Disusul Irak yang pernah lolos pada edisi 1986, serta Indonesia yang mengukir sejarah pada 1938 saat masih bernama Hindia Belanda.

Sang tuan rumah, Arab Saudi, kembali menunjukkan kepercayaan penuh pada talenta domestik. Meski begitu, dua nama yang merumput di Eropa, penyerang Marwan Al Sahafi dan winger Muhannad Al Saad, siap memberi warna berbeda di antara legiun lokal yang dipimpin bintang tak lekang oleh waktu, Salem Al Dawsari.

Bagaimana tidak, harapan itu datang setelah Romeny melakukan pemulihan luar biasa dari cedera retak pergelangan kaki yang dideritanya pada laga pramusim kontra Arema FC di Bandung, Juli lalu. Vonis awal memaksanya absen hingga akhir tahun, namun dedikasi tingkat tinggi—termasuk pantang gula total—membuatnya pulih lebih cepat dari prediksi dan kembali masuk skuad untuk laga krusial 11 dan 14 Oktober ini.

Bacaan Lainnya

Sejak debutnya pada Maret 2025, Romeny (25), langsung menjadi sosok tak tergantikan. Tegas, kuat, cepat, dan mematikan. Dia adalah jawaban atas pencarian panjang Indonesia akan sosok target man sejati. Tiga gol dari empat laga pertamanya menjadi bukti sahih ketajamannya.

Bagi Romeny, membela Garuda lebih dari sekadar urusan profesional. Ada ikatan batin yang kuat, terutama dari sang nenek yang besar di Medan. “Nenek saya tumbuh di Medan hingga usia 30 tahun. Jika beliau masih di sini, ia pasti akan sangat bangga. Jadi, setiap kali saya mengenakan seragam ini, saya juga bermain untuknya,” ujar Romeny dalam wawancara dengan FIFA.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *