Yahya Staquf Tak Pernah Keluar dari PKB, PBNU Siapkan Panduan Memilih Pemimpin

JAKARTA | SAMUDRA FAKTA—Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan dirinya tidak pernah keluar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) setelah terlibat dalam pendirian partai tersebut pada 1998 silam. Pernyataan Yahya ini merespons narasi yang menyebutkan jika PBNU di bawah kepemimpinannya renggang dengan PKB yang dipimpin Ketua Umum Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. 

Yahya menegaskan, pada dasarnya PBNU memang tak memiliki hubungan erat dengan PKB. Itu, kata dia, sama halnya antara PBNU dengan partai-partai politik lainnya di Indonesia.

Yahya mahfum jika PKB dibentuk atas gagasan PBNU. Tetapi, menurutnya, PBNU hanya membentuk dan menggagas PKB, tidak untuk menjadi alat politik. PBNU dan PKB, tegas Gus Yahya, berada di jalan yang berbeda.

“Silakan jalan dan berkompetisi secara rasional dengan yang lain secara rasional. Dan kami persilakan kepada masyarakat, termasuk warga NU, untuk menilai partai-partai politik yang ada ini secara rasional. Secara rasional itu dilihat kredibilitasnya, dilihat prestasinya, track record-nya dan seterusnya. Tidak usah memperhatikan klaim-klaim atas nama NU,” kata Yahya, dalam konferensi pers menjelang Munas dan Konbes NU 2023 di Kantor PBNU, Jumat, 15 September 2023.

Menurut Yahya, jika ada pengurus NU masuk ke parpol, itu menjadi urusan pribadinya, bukan urusan PBNU. “Saya ini termasuk pendiri PKB dan saya tidak pernah keluar dari PKB sampai hari ini. Tapi, sebagai Ketua Umum PBNU, saya tidak boleh menyeret-nyeret NU ke dalam PKB,” ungkapnya. Kata Yahya, urusan PBNU dan PKB tidak boleh dicampur karena bisa melanggar norma organisasi.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2023 ini rencananya akan memutuskan sejumlah poin rekomendasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Koordinator Komisi Rekomendasi Munas-Konbes NU 2023 Ulil Abshar Abdalla mengemukakan sejumlah rumusan untuk memutuskan rekomendasi dalam forum permusyawaratan tertinggi NU setelah Muktamar itu.

Rumusan-rumusan terkait rekomendasi itu disampaikan Ulil dalam agenda Pra-Munas dan Konbes NU 2023 di Hotel Acacia Jakarta, Selasa, 12 September 2023.  Ada tiga poin penting yang menjadi rumusan, yaitu: soal ke-NU-an serta kehidupan berbangsa dan bernegara; isu-isu domestik atau persoalan di dalam negeri; dan berkaitan dengan masalah-masalah global. 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *