Untuk Menghindari Pecah-Belah, Tak Ada Pemilu di Baduy Dalam

LEBAK—Sekitar 550 warga Baduy Dalam tidak mencoblos alias golput pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Absennya warga Baduy Dalam saat Pemilu merupakan aturan adat yang harus ditaati oleh warganya.

Dalam mengikuti pesta demokrasi, masyarakat adat Baduy memegang prinsip, Ilu ka nu meunang, yang artinya, ikut siapa pun yang menang.

Menurut aturan adat yang lain, warga Baduy Dalam tidak boleh berpihak dalam hal apa pun, termasuk dalam Pemilu. Mereka diharuskan mendukung seluruh bangsa dan seluruh agama yang ada di Indonesia.

Aturan tidak mencoblos ini hanya berlaku bagi warga Baduy Dalam di tiga kampung, yaitu kampung Cibeo, kampung Cikuesik, kampung Cikartawana, yang masuk dalam wilayah Kabupaten Lebak, Banten.

“Menurut aturan adat memang di (Baduy) Dalam ada larangan adat. Intinya tidak mau berpihak. Istilahnya lunang (Ngilu kanu menang/ikut yang menang),” kata salah satu Jaro di Kampung Cibeo, Senin (1/1/2024).

Bacaan Lainnya

Jaro adalah wakil atau pembantu puun—sebutan bagi pemimpin adat yang memiliki tingkatan paling tinggi dalam struktur masyarakat Suku Baduy. Jaro sendiri bisa diartikan sebagai kepala dusun atau kampung.

Sebenarnya, pada Pemilu 2024 kali ini, ada 6.078 warga Baduy yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT), termasuk 550 warga Baduy Dalam yang memastikan golput.

Kendati suara mereka kecil, tak seberapa jika dibandingkan total pemilih Pemilu 2024 yang telah ditetapkan,sekitar 204,8 juta jiwa, namun prinsip masyarakat Baduy Dalam menjaga harmoni dan mencegah perpecahan karena perbedaan politik layak diteladani oleh masyarakat dan para calon pemimpin bangsa.

Layaknya desa adat yang tenteram dan damai, wilayah Baduy memang senyap dari hirukpikuk politik. Steril dari baliho calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) maupun calon anggota legislatif (caleg).

Menurut informasi, hal ini untuk menjaga kerawanan dan potensi pecahbelah. Atribut kampanye politik,seperti spanduk dan baliho capres-cawapres dan caleg 2024, hanya sampai Desa Ciboleger, desa terakhir sekaligus pintu masuk sebelum menuju wilayah perkampungan Suku Baduy.

Berdasarkan pengamatan Samudra Fakta, atribut kampanye Prabowo-Gibran tampak mendominasi di titik tersebut. Hanya ada satu dua atribut kampanye pasangan capres-cawapres lainnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *