Ayam goreng tepung, panganan simpel yang disukai masyarakat Indonesia. Mudah cara membuatnya, sederhana pula tampilannya. Bahannya mudah diperoleh, begitu juga dengan pengolahannya.
Bagi KFC Indonesia, proses menyajikan ayam goreng tepung hingga dapat dinikmati konsumen tidak sesederhana penampilannya. Menu utama restoran cepat saji yang hingga Februari silam sudah mencapai 740 gerai itu menjalani serangkaian proses yang tidak sederhana.
Pemilihan bahan, penggunaan bumbu, pemakaian resep, cara menggoreng, hingga cara penyajian adalah sebagian dari ketidaksederhanaan itu. Lalu bagaimana ayam goreng yang disajikan memiliki cita rasa dan penampilan yang identik di ratusan gerai KFC Indonesia? Rahasianya adalah ketatnya prosedur dan pengontrolan kualitas dari Sistem Quality Assurance hingga proses Quality Control (QC) pada setiap bagian.
Proses QC sudah berjalan sejak pemilihan bahan baku. PT Fast Food Indonesia, Tbk, (PT FFI) yang memegang waralaba KFC di Indonesia, memperoleh bahan baku dari berbagai pemasok.
Menjadi pemasok bagi KFC bukan perkara mudah, sebab harus memenuhi begitu banyak persyaratan. Salah satunya yaitu dilakukan audit untuk setiap calon pemasok. Dan ketika sudah menjadi rekanan pun, secara rutin PT FFI akan melakukan audit terhadap berbagai aspek, mulai dari spesifikasi bahan, asal bahan, gudang penyimpanan, pengawasan proses produksi hingga proses pengiriman yang melampirkan COA (Certificate of Analysis) di setiap pengiriman bahan baku ke PT FFI.
Terdapat dua sistem audit yang dilakukan oleh PT FFI, yaitu FOOD SAFETY AUDIT dan QUALITY SISTEM AUDIT. Ditambah dengan evaluasi secara berkala untuk memantau konsistensi pemenuhan standar bahan baku.
Khusus untuk pemasok daging ayam, KFC bahkan mewajibkan mereka untuk mengisi form “Key Welfare Indicator” (KWI) yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan ayam hidup yang akan diproses di rumah pemotongan ayam (RPA).
Indikator kunci yang disyaratkan tersebut antara lain tentang jumlah ayam hidup yang diproses di RPA (baik dalam satuan ekor dan kg), jumlah yang dipasok ke KFC, jenis varietas ayam hidup yang diproses, rata-rata umur ayam hidup, kepadatan kandang, jenis kandang, penerangan/pencahayaan kandang, kebersihan kandang, rata-rata berat ayam hidup, persentase mortalitas, termasuk penyakit-penyakit ayam yang harus diawasi oleh dokter hewan.