SURABAYA—Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melanjutkan program Dandan Omah atau Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di tahun 2024 ini. Kuota yang disiapkan tahun ini sebanyak 1.500 unit dengan anggaran APBD sebesar Rp68,7 miliar.
“Berdasarkan banyaknya kebutuhan, untuk tahun ini kita akan prioritaskan kepada keluarga miskin,” kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Lilik Arijanto, dikutip Rabu (31/1/2024).
Menurutnya, dari 1.500 unit itu, sebanyak 1.000 unit akan menggunakan dana kelompok teknis perbaikan rumah (KTPR).Sisanya, 500 unit, akan menggunakan dana satgas.
“Selain menggunakan dana APBD, kami juga menjalin kerja sama dengan beberapa pihak untuk non-APBD. Mungkin nanti ada dari Baznas Surabaya, Bangga Surabaya Peduli, dan beberapa pihak lainnya. Namun, untuk jumlahnya kami masih koordinasikan lebih lanjut,” tegasnya.
Ia juga memastikan bahwa setiap unit rumah yang dibedah atau diperbaiki itu dianggarkan sebesar Rp35 juta, dengan estimasi pengerjaan 20 hari. Lilik juga memastikan bahwa program Dandan Omah ini sudah dimulai awal tahun ini, karena memang pengusulannya sudah dilakukan oleh pihak kelurahan pada akhir tahun lalu.
“Nah, setelah ada pengusulan ini, lalu kita pilah yang kategori gamis, lalu kami kerjakan. Bahkan, di awal tahun ini kita sudah mulai garap sekitar 50 unit,” tegasnya.
Sementara itu, Walikota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, untuk merealisasikan program Dandan Omah ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengedepankan kearifan lokal, yaitu guyub rukun dan gotong-royongnya warga Kota Surabaya. Pengerjaan Dandan Omah itu dilakukan oleh warga di sekitarnya, mulai dari kuli bangunannya hingga tukangnya, termasuk pembelian alat atau bahan bangunannya juga diambilkan dari toko bangunan di wilayah tersebut.
“Dengan cara ini, maka perekonomian akan berputar di wilayah tersebut, sehingga program ini juga bisa menggerakkan ekonomi, bisa mengurangi pengangguran dan kemiskinan di wilayah tersebut,” kata Walikota Eri.