Kasus Gagal Ginjal pada Anak: Pemerintah Lambat, Perlu Bentuk Tim Independen

JAKARTA | SAMUDRA FAKTA—Pemerintah dinilai lambat menangani kasus gagal ginjal akut yang menyebabkan 133 anak meninggal selama beberapa bulan terakhir. Agar kasus ini tidak semakin berlarut, CENTRA Initiative mendesak agar pemerintah membentuk tim Independen untuk mengusut tuntas kasus ini.

Hingga saat ini belum ada kejelasan tentang penyebab utama kasus tersebut, apakah karena satu obat yang mengandung unsur berbahaya, atau karena adanya interaksi antarobat. Kondisi ini menunjukkan jika pemerintah lambat dalam memberikan jaminan hak rasa aman setiap warga negara, terutama anak-anak.

Banyaknya jumlah korban meninggal—55,18% dari total 241 kasus—menunjukkan bahwa sistem jaringan pengaman kesehatan dan deteksi dini penyakit-penyakit baru di Indonesia belum terbentuk, apalagi bekerja secara efektif.

Bacaan Lainnya

Kasus gagal ginjal yang sudah teridentifikasi sejak Januari 2022 ini seharusnya dapat diantisipasi Pemerintah melalui ragam jejaring layanan kesehatan. Penelitian dan pengembangan serius terhadap varian penyakit baru yang menyebabkan kematian sudah seharusnya dijadikan tolok ukur bagi Pemerintah dalam memantau dan mengawasi kesehatan masyarakat—apalagi terjadi pada anak-anak yang lebih membutuhkan penanganan khusus dan lebih serius.

CENTRA Initiative memandang bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) harusnya tidak hanya fokus pada skema pencegahan dan penanganan kasus, seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022. “Sudah seharusnya Kementerian Kesehatan mengambil langkah-langkah cepat, sistematis, dan terukur untuk menginvestigasi dan mengidentifikasi sebab utama kasus tersebut terjadi,” kata Direktur Eksekutif CENTRA Initiative Hafiz Muhammad, melalui siaran persnya, Senin (24/10/2022).

Dari upaya yang sudah dilakukan oleh Kemenkes dan BPOM untuk mengecek dan mengidentifikasi obat-obatan yang dikonsumsi anak-anak ini, seharusnya Pemerintah segera mempercepat proses diagnosa dan pemeriksaan terhadap sebab utama penyakit ini. “Kelambanan dan kelalaian Pemerintah menimbulkan kepanikan publik, terutama orang tua yang anak-anaknya dalam kondisi sakit,” imbuh Hafiz.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *