Diorama PKB: Wadah Politik Nahdliyin yang ‘Biasa’ Berpolemik Internal

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lahir untuk mewadahi suara kaum nahdliyin dalam dunia politik. Partai ini perlu ada karena Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), sebagai wadah besar warga nahdliyin, tak bermain di wilayah itu. Niat baik yang perjalanannya kerap riuh dengan konflik.   

PKB lahir setelah Presiden Soeharto lengser pada 21 Mei 1998. Mengutip situs resmi PKB, ihwal lahirnya partai ini bermula ketika PBNU menerima banyak usulan dari warganya agar membentuk partai politik.

Usulan tersebut ditindaklanjuti PBNU, yang kala itu diketuai KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Tim Limadibentuk, diketuai KH Ma`ruf Amin. Anggotanya KH. M Dawam Anwar, KH. Said Aqil Siroj, H.M. Rozy Munir, dan Ahmad Bagdja.

Untuk membantu Tim Lima, dibentuk pula Tim Asistensi—yang bertugas menginventarisir dan merangkum usulan serta membantu pembentukan parpol baru sebagai wadah aspirasi politik warga NU. Tim diketuai Arifin Djunaedi. AnggotanyaMuhyiddin Arubusman, Fachri Thaha Ma`ruf, Abdul Aziz, Andi Muarli Sunrawa, Nasihin Hasan, Lukman Saifuddin, Amin Said Husni, dan Muhaimin Iskandar.

Hingga akhirnya Gus Dur, bersama tokoh NU lain—seperti KH. Munasir Ali, KH. Ilyas Ruchiyat, KH. Ahmad Mustofa Bisri, dan KH. A. Muchith Muzadi—sepakat menginisiasi kelahiran partai politik berbasis ahlussunah waljamaah. Dari hasil musyawarah tim-tim yang telah dibentuk, nama yang disepakati adalah Partai Kebangkitan Bangsa, disingkat PKB.

Bacaan Lainnya

PKB dideklarasikan di kediaman Gus Dur, kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, pada 29 Rabiul Awal 1419 H atau 23 Juli 1998.

Maka, dengan memohon rahmat, taufiq, hidayah dan inayah Allah Swt., serta didorong oleh semangat keagamaan, kebangsaan, dan demokrasi, kami warga Jam’iyah Nahdlatul Ulama dengan ini menyatakan berdirinya partai politik yang bersifat kejuangan, kebangsaan, terbuka dan demokratis yang diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),”demikian penggalan deklarasi PKB, dikutip dari situs resmi PKB.

Di tengah perjalanannya, ada tiga ketua umum yang bergantian memimpin PKB. Ketiganya mengalami goncangan politik di tengah jabatannya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *