JAKARTA—Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka menyinggung demo rompi kuning di Prancis, saat berdebat dengan Cawapres nomor urut tiga Mahfud MD pada Debat Pilpres Putaran Keempat di JCC, Jakarta, pada Ahad (21/1/2024). Menurut Gibran, demo tersebut terkait isu greenflation.
“Greenflation itu, kita kasih contoh yang simple saja, demo rompi kuning di Prancis. Bahaya sekali. Sudah memakan korban. Ini yang harus diantisipasi. Jangan sampai terjadi di Indonesia. Belajar dari negara maju,” jelas Gibran ke Mahfud.
Lalu, apa itu greeninflation dan kaitannya dengan demo rompi kuning?
Istilah ‘greenflation’—yang menurut Gibran terkait dengan demo rompi kuning di Prancis—sendiri merujuk pada kenaikan harga (inflasi) yang terjadi karena upaya transisi energi.
Dikutip dari AFP, Gerakan rompi kuning mulai mencuat di Prancis pada Oktober 2018 dan akhirnya pecah menjadi aksi unjuk rasa pada 17 November 2018.
Demonstrasi dipicu oleh sistem pajak yang dinilai memberatkan yang tidak sepadan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat Prancis. Peningkatan pajak bahan bakar merupakan strategi Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membiayai pengembangan energi bersih.
Peserta mengenakan rompi berwarna kuning terang yang biasa digunakan sebagai bagian dari prosedur keselamatan sopir-sopir Prancis. Hal itu mencerminkan kesetiakawanan terhadap kelas pekerja dan rakyat jelata. Dalam aksi tersebut, peserta demo menuntut kenaikan upah minimum, peningkatan kualitas hidup, hingga transparansi pemerintah.
Banyak yang melanjutkan aksi blokade massa yang menyebabkan kemacetan dan kelangkaan bahan bakar menjelang musim libur. Peserta terus menggelar aksi protes setiap Sabtu hingga kini.
Menurut euroactiv, pajak yang dimaksud adalah pajak karbon yang menaikkan harga BBM, sehingga memicu protes. Meski masalah Rompi Kuning ada kaitan dengan transisi energi, Gibran—dalam debat tersebut—tidak menjelaskan kaitannya ke inflasi hijau yang ia pertanyakan ke Mahmud MD.
Indonesia Meniru Prancis?