JAKARTA—Atlantis, benua kuno yang katanya lenyap tanpa jejak ribuan tahun lalu, masih menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah manusia. Dalam bukunya yang mulai terbit pada tahun 1997, Profesor Arysio Santos, seorang peneliti Atlantis dari Brasil, pernah menyimpulkan bahwa Atlantis adalah fakta sejarah yang terkonfirmasi dulunya berada wilayah Indonesia saat ini.
Kesimpulan itu lahir setelah Santos melakukan penelitian selama 70 tahun. Namun, hasil penelitian tersebut mendapat pandangan kritis, bahkan skeptis, dari banyak ilmuan.
Para sejarawan sepakat bahwa kisah tentang Atlantis pertama kali muncul dalam karya filsuf Yunani Kuno, Plato. Dalam karya dialognya, Timaeus and Critias, Plato disebut menggambarkan Atlantis sebagai peradaban yang kuat dan maju, namun lenyap dalam satu malam dan tenggelam ke dasar laut.
Menurut Plato, sebagaimana ditulis J.V. Luce, Lost Atlantis: New Light on an Old Legend, Atlantis merupakan pulau besar yang dikuasai oleh kebijakan yang kuat dan terorganisir. Kekuatan militer dan kekayaan alam membuat Atlantis menjadi kekuatan dominan dalam dunia kuno.
Beberapa ahli arkeologi dan sejarawan, salah satunya David Childress, menyatakan bahwa cerita Atlantis mungkin berasal dari peristiwa sejarah atau tragedi alam yang terjadi di masa lalu, meskipun mungkin telah disalahpahami atau dilebih-lebihkan. Childress mengungkapkan analisis tersebut dalam bukunya, Lost Cities of Atlantis, Ancient Europe & the Mediterranean. Namun, dia tidak menyatakan dengan tegas, apakah Atlantis itu fakta sejarah atau sekadar mitos.
Di sisi lain, banyak teori tentang lokasi Atlantis sebenarnya, yang pernah diumumkan oleh beberapa ilmuan. Sebagaimana laporan National Geographic dalam artikel The Search of Atlantis, dengan kemajuan teknologi modern, beberapa penelitian menggunakan pemetaan bawah air dan analisis geologis untuk mencari jejak Atlantis di dasar laut.
Beberapa hasil riset menyebut bahwa kemungkinan Atlantis dulunya berada di wilayah Mediterania—perbatasan antara Eropa, Asia, dan Afrika. Salah satu penganut aliran Atlantis di Mediterania ini adalah Charles Pellegrino, penulis buku Unearthing Atlantis: An Archaeological Odyssey.
Sementara itu, ilmuan lainnya berpendapat jika lokasinya di Atlantik atau Karibia. Dugaan lokasi ini sebagaimaa pernah ditulis Mark Adams dalam buku Meet Me in Atlantis: Across Three Continents in Search of the Legendary Sunken City.
Sejumlah teori ilmiah telah muncul untuk menjelaskan kemungkinan keberadaan Atlantis. Sebagian besar teori ini menekankan pada geologi dan bencana alam, seperti letusan gunung berapi atau tsunami. Analisis ini sebagaimana diungkapkan oleh Georgeos Díaz-Montexano dalam buku The Destruction of Atlantis: Compelling Evidence of the Sudden Fall of the Legendary Civilization.
Sementara itu, Arysio Santos, seorang peneliti dari Brasil yang mengemukakan pandangannya tentang Atlantis, menyatakan kesimpulan yang cukup berani tentang Atlantis. Dalam bukunya yang sempat fenomenal, Atlantis: The Lost Continet Finally Found (1997), dia tegas menyatakan bahwa Atlantis adalah sebuah benua yang memiliki peradaban tinggi yang lenyap secara misterius, dan dulunya berada di wilayah Indonesia. Dia mengeklaim bahwa kesimpulannya itu lahir dari sebuah penelitian panjang yang telah dilakukannya selama sekitar 70 tahun.